Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/10/2021, 14:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Memiliki tekanan darah rendah selama kehamilan adalah hal biasa.

Pada sebagian besar kasus, tekanan darah rendah atau hipotensi tidak akan menyebabkan masalah besar pada ibu hamil dan tekanan darah bisa kembali normal setelah melahirkan.

Meski begitu, tekanan darah rendah pada ibu hamil tak boleh dibiarkan begitu saja.

Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Orang Dewasa?

Dalam beberapa kasus, tekanan darah yang menjadi sangat rendah bisa berbahaya bagi ibu hamil.

Bahaya darah rendah pada ibu hamil

Pada umumnya, tekanan darah rendah selama kehamilan tak perlu dikhawatirkan kecuali ibu hamil mengalami gejala.

Melansir Health Line, kondisi tubuh drop parah pada ibu hamil bisa menjadi tanda masalah serius atau bahkan mengancam jiwa akibat tekanan darah rendah.

Tekanan darah yang sangat rendah dapat menyebabkan ibu hamil tumbang, mengalami kerusakan organ, atau mengalami syok.

Tekanan darah rendah juga bisa menjadi tanda kehamilan ektopik yang terjadi ketika sel telur yang dibuahi ditanam di luar rahim wanita.

Selain berbahaya bagi sang ibu, tekanan darah rendah selama kehamilan disinyalir juga bisa memengaruhi bayi yang dikandung.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah rendah yang terjadi selama kehamilan bisa menyebabkan sejumlah masalah pada bayi, seperti lahir mati dan berat badan lahir rendah.

Namun, penelitian lain telah menunjukkan faktor risiko tambahan yang harus disalahkan untuk kondisi tersebut.

Baca juga: 12 Gejala Preeklamsia pada Ibu Hamil yang Perlu Diwaspadai

Artinya, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami dampak tekanan darah rendah selama kehamilan pada kesehatan bayi.

Meski begitu, temuan tekanan darah rendah pada ibu hamil tetap saja tak boleh dianggap remeh.

Seperti diketahui, tekanan darah rendah yang terus berkembang dan menjadi parah bisa menyebabkan syok atau kerusakan organ pada ibu hamil.

Kondisi ini selanjutnya bisa mencegah darah mencapai janin yang menimbulkan risiko bagi kesehatan janin.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau