Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Penyebab Tenggorokan Terasa Panas yang Bisa Terjadi

Kompas.com - 25/10/2021, 19:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Penyebab tenggorokan terasa panas atau seperti terbakar bisa bermacam-macam.

Beberapa penyebab mungkin lebih serius daripada yang lain.

Di mana, tenggorokan terasa panas bisa jadi gejala suatu penyakit.

Baca juga: 11 Penyebab Sakit Tenggorokan, Bukan Hanya Gejala Covid-19

Kabar baiknya adalah dokter pada umumnya cukup mudah untuk bisa mencari tahu penyebab keluhan ini bisa terjadi.

Dokter dapat menemukannya dengan melihat gejala lain yang dialami pasien dan setelah melakukan pemeriksaan fisik.

Penyebab tenggorokan terasa panas

Penyebab rasa terbakar di tenggorokan penting dipastikan karena menentukan langkah pengobatannya.

Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab ternggorokan terasa panas yang bisa terjadi:

1. Refluks asam lambung atau GERD

Melansir Verywell Health, sensasi terbakar di dada yang dikenal sebagai heartburn merupakan gejala khas dari astroesophageal reflux disease (GERD).

Itu terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan, tabung yang menghubungkan tenggorokan ke perut.

Terkadang asam lambung bisa naik sampai ke tenggorokan dan kotak suara.

Baca juga: Beda Refluks Asam Lambung, Heartburn, dan GERD

Ketika itu terjadi, kondisi ini disebut refluks laringofaring atau laryngopharyngeal reflux (LPR).

Menariknya, setengah dari penderita laryngopharyngeal reflux mengalami "refluks diam" yang berarti tidak mengalami heartburn atau sakit perut.

Gejala laryngopharyngeal reflux lainnya bisa meliputi:

  • Perasaan konstan bahwa ada sesuatu di tenggorokan
  • Dahak di tenggorokan
  • Iritasi tenggorokan
  • Batuk kronis
  • Suara serak
  • Kesulitan menelan

GERD terjadi ketika otot sfingter esofagus bagian bawah (LES) terlalu banyak berelaksasi atau melemah.

Sfingter esofagus bawah biasanya dapat mencegah asam lambung naik kembali ke kerongkongan.

Dengan laryngopharyngeal reflux, sfingter esofagus bagian atas, yang menahan asam lambung agar tidak naik kembali ke tenggorokan juga tidak berfungsi dengan baik.

Baca juga: 10 Penyebab GERD yang Umum Terjadi

Diagnosis GERD tergolong cukup mudah dan biasanya dibuat berdasarkan pemeriksaan fisik.

Perubahan gaya hidup biasanya dapat membantu meredakan GERD dan laryngopharyngeal reflux.

Perubahan ini termasuk berhenti:

  • Merokok
  • Membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol
  • Membatasi konsumsi makanan, seperti cokelat, makanan pedas, dan buah jeruk yang dapat memicu refluks
  • Menurunkan berat badan jika jika mengalami obesitas

Terkadang obat seperti proton pump inhibitor diperlukan selain perubahan gaya hidup untuk mengendalikan GERD maupun.

2. Postnasal drip

Postnasal drip kadang-kadang disebut sebagai sindrom batuk saluran napas atas.

Postnasal drip terjadi ketika lendir dan cairan dari sinus dan hidung mengalir ke tenggorokan.

Baca juga: 10 Cara Mengobati Sakit Tenggorokan Secara Alami

Orang-orang biasanya mengatakan bahwa mereka merasakan sesuatu yang menetes di tenggorokan dan hal ini dapat menyebabkan iritasi dan rasa terbakar.

Batuk juga biasa terjadi pada kasus postnasal drip karena penderita terus-menerus berusaha membersihkan tenggorokan.

Ada banyak penyebab postnasal drip yang berbeda.

Ini mungkin termasuk:

  • Alergi
  • Infeksi sinus
  • Infeksi virus seperti selesma
  • Kelainan anatomi saluran hidung dan sinus
  • Terlalu sering menggunakan dekongestan yang dijual bebas (disebut rinitis medicamentosa)

Obat antihistamin atau dekongestan, seperti Claritin-D sering digunakan untuk mengobati postnasal drip.

Baca juga: 7 Cara Mengatasi Sakit Tenggorokan Akibat Asam Lambung

Mengobati akar penyebabnya, misalnya, mengonsumsi antibiotik untuk infeksi sinus bakteri juga penting dilakukan.

Terkadang gejala GERD tampak sama dengan postnasal drip atau keduanya terjadi secara bersamaan.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau