Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Asam Lambung Bisa Merusak Kerongkongan dan Tenggorokan?

Kompas.com - 26/10/2021, 12:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Refluks asam lambung bisa terjadi ketika otot atau katup di bagian bawah kerongkongan menjadi lemah atau kendur.

Pada kondisi normal, katup yang disebut sebagai sfingter esofagus bagian bawah atau lower esophageal sphincter (LES) itu dapat kembali tertutup setelah dilewati makanan.

Tapi begitu ada masalah, kinerja sfingter esofagus bagian bawah ini bisa terganggu sehingga tidak tertutup sempurna atau terkadang terbuka.

Baca juga: Beda Refluks Asam Lambung, Heartburn, dan GERD

Ketika katup tidak mengencang dengan benar, asam yang diproduksi di lambung pun dapat bocor atau naik ke kerongkongan.

Merangkum WebMD, kejadian refluks asam lambung sesekali dapat terjadi pada siapa saja karena berbagai alasan.

Namun, jika refluks asam lambung sudah rutin terjadi hingga dua kali atau lebih dalam seminggu, hal itu berisiko menimbulkan komplikasi berbahaya yang dapat memengaruhi kondisi tenggorokan dan kerongkongan.

Seseorang yang mengalami refluks asam lambung kronis dapat didiagnosis dengan gastroesophageal reflux disease (GERD).

Dalam kasus ini, penting untuk mengobati kondisi tersebut guna mengurangi gejala yang menyakitkan dan tidak nyaman serta melindungi kerongkongan dan tenggorokan.

Bagaimana asam lambung dapat merusak kerongkongan?

Sensasi terbakar di dada atau heartburn bisa menjadi tanda bahwa asam lambung telah merusak lapisan kerongkongan.

Melansir Health Line, seiring berjalannya waktu, paparan berulang asam lambung ke lapisan kerongkongan dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai esofagitis.

Baca juga: 12 Gejala Radang Kerongkongan (Esofagitis) yang Perlu Diwaspadai

Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan yang membuatnya rentan terhadap cedera seperti erosi, luka terbuka atau ulkus, dan jaringan parut.

Gejala esofagitis mungkin termasuk:

  • Rasa sakit di dada
  • Kesulitan menelan
  • Lebih banyak kejadian regurgitasi asam lambung atau asam lambung terasa naik ke kerongkongan

Seorang dokter dapat mendiagnosis esofagitis dengan kombinasi tes, termasuk endoskopi saluran pencernaan bagian atas dan biopsi.

Dokter kemungkinan akan segera memulai perawatan jika pasien didiagnosis menderita esofagitis.

Paslanya, kerongkongan yang meradang dapat menyebabkan lebih banyak komplikasi kesehatan.

Baca juga: 5 Penyebab Radang Kerongkongan (Esofagitis) yang Perlu Diwaspadai

Jika gejala GERD dan esofagitis tidak dikendalikan, asam lambung dapat terus merusak kerongkongan.

Seiring waktu, kerusakan berulang dapat menyebabkan komplikasi berikut:

1. Penyempitan kerongkongan

Penyempitan kerongkongan dapat disebut juga dengan istilah striktur esofagus.

Kondisi ini mungkin disebabkan oleh jaringan parut akibat GERD atau tumor.

Penderita mungkin akan mengalami kesulitan menelan atau makanan tersangkut di tenggorokan.

2. Esophageal rings

Esophageal rings adalah kondisi ketika cincin atau lipatan jaringan abnormal terbentuk di lapisan bawah kerongkongan.

Pita jaringan ini dapat menyempitkan kerongkongan dan menyebabkan kesulitan menelan.

3. Barrett’s esophagus

Barrett’s esophagus adalah suatu kondisi ketika sel-sel di lapisan kerongkongan rusak dari asam lambung dan berubah menjadi mirip dengan sel-sel yang melapisi usus kecil.

Baca juga: 6 Komplikasi Asam Lambung yang Perlu Diwaspadai

Barrett’s esophagus adalah kondisi langka dan penderita mungkin tidak akan merasakan gejala. Sayangnya, kondisi ini dapat meningkatkan risiko terkena kanker kerongkongan.

Ketiga komplikasi ini kiranya dapat dihindari dengan perawatan yang tepat untuk heartburn yang sering terjadi atau GERD.

Bagaimana asam lambung dapat merusak tenggorokan?

Selain berpotensi merusak kerongkongan bagian bawah, refluks asam lambung kronis juga dapat merusak tenggorokan bagian atas.

Dilansir dari Verywell Health, kerusakan tenggorokan bagian atas bisa terjadi jika asam lambung naik sampai ke bagian belakang tenggorokan atau saluran pernapasan hidung.

Kondisi ini sering disebut sebagai laryngopharyngeal reflux (LPR).

LPR kadang-kadang disebut sebagai "silent reflux" karena tidak selalu menunjukkan gejala yang mudah dikenali.

Baca juga: 16 Gejala Laryngopharyngeal Reflux (LPR) yang Perlu Diwaspadai

Seseorang yang telah didiagnosis mengalami GERD dianjurkan untuk dapat diperiksa terkait kemungkinan mengalami juga LPR.

Pemeriksaan ini untuk menghindari potensi kerusakan tenggorokan atau kotak suara (laring).

Gejala LPR mungkin termasuk yang berikut:

  • Suara serak
  • Berdeham kronis
  • Perasaan ada benjolan di tenggorokan
  • Batuk kronis atau batuk yang membangunkan dari tidur
  • Episode tersedak
  • Masalah suara (terutama pada penyanyi atau profesional suara)

Cara mencegah kerusakan di masa depan akibat asam lambung

Seseorang yang sering mengalami heartburn, GERD, LPR, atau kombinasi dari semuanya, penting untuk mengontrol gejala guna menghindari masalah kesehatan tambahan.

Bicaralah dengan dokter dan coba modifikasi gaya hidup berikut:

  • Makanlah dalam porsi kecil lebih sering dan luangkan waktu untuk mengunyah
  • Hindari makan berlebihan
  • Tingkatkan aktivitas fisik jika kelebihan berat badan
  • Tingkatkan serat dalam diet
  • Tingkatkan buah dan sayuran dalam diet
  • Tetap tegak setidaknya selama satu jam setelah makan
  • Hindari makan 2-3 jam sebelum tidur
  • Hindari makanan pemicu seperti makanan tinggi lemak, makanan tinggi gula, alkohol, kafein, dan cokelat
  • Pertahankan berat badan yang sehat
  • Berhenti merokok
  • Tinggikan kepala tempat tidur mencegah refluks asam lambung

Baca juga: 9 Cara Mencegah Asam Lambung Naik ke Kerongkongan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com