Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Gejala Bronkiolitis yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 27/10/2021, 14:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Bronkiolitis adalah jenis infeksi paru-paru yang umum terjadi pada bayi.

Penyakit ini pun cukup sering membuat bayi-bayi harus dirawat di rumah sakit.

Bronkiolitis hampir selalu disebabkan oleh virus.

Baca juga: 5 Beda Asma dan Bronkitis yang Perlu Diketahui

Melansir WebMD, orang dewasa juga bisa mengalami bronkiolitis, tapi sangat jarang terjadi.

Jika terjadi pada orang dewasa, bronkiolitis biasanya terkait dengan infeksi atau cendera lain.

Bronkiolitis terjadi ketika saluran pernapasan kecil di paru-paru yang disebut bronkiolus terinfeksi.

Hal ini kemudian bisa menyebabkan saluran tersumbat dengan lendir sehingga tidak ada cukup ruang bagi udara untuk masuk dan keluar dari paru-paru.

Bronkiolitis biasanya menyerang anak-anak di bawah 2 tahun pada musim dingin dan awal musim semi.

Gejala bronkiolitis

Gejala-gejala bronkiolitis terjadi akibat adanya sumbatan bronkiolus yang disebabkan oleh infeksi.

Dilansir dari Verywell Health, gejala bronkiolitis mirip dengan common cold atau selesma, tetapi dapat berkembang ketika bronkiolus terpengaruh.

Berikut adalah beberapa gejala bronkiolitis yang perlu diwaspadai:

  1. Pilek atau hidung meler
  2. Hidung tersumbat
  3. Demam ringan
  4. Batuk
  5. Mengi
  6. Kehilangan selera makan

Setelah gejala akut berlalu, batuk dan mengi dapat bertahan selama beberapa minggu.

Baca juga: 8 Gejala Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai

Untungnya, sebagian besar kasus bronkiolitis bisa sembuh sendiri dan tidak menyebabkan kerusakan atau cedera jangka panjang.

Tapi, beberapa anak dengan bronkiolitis mungkin bisa saja akan mengalami otitis media (infeksi telinga tengah), bermanifestasi dengan sakit telinga dan pusing, atau infeksi saluran kemih (ISK).

Gejala ISK pada anak-anak dapat dikenali dengan kondisi, seperti menangis saat buang air kecil (BAK) dan urine berwarna keruh atau berbau busuk.

Sementara itu, dalam kasus yang jarang terjadi, bronkiolitis dapat pula menyebabkan sejumlah dampak berikut:

  • Dehidrasi parah (karena pola makan yang buruk)
  • Gangguan pernapasan (ketidakmampuan untuk menarik napas)
  • Kegagalan pernapasan (ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh)

Siapa saja dianjurkan untuk dapat menghubungi nomor darurat medis terdekat atau pergi ke ruang gawat darurat terdekat jika melihat anak-anak mengalami tanda-tanda bronkiolitis parah.

Baca juga: 10 Tanda Dehidrasi pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Tanda dan gejala bronkiolitis parah termasuk:

  • Napas cepat (takipnea)
  • Hidung melebar atau mendengus saat bernafas
  • Kesenjangan singkat dalam bernapas (apnea)
  • Mengi saat menghembuskan dan menghirup udara
  • Terdengar suara berderak saat bernafas (krepitus)
  • Penolakan untuk makan atau ketidakmampuan untuk makan karena masalah pernapasan
  • Kelesuan atau kelemahan
  • Kulit atau kuku kebiruan (sianosis) yang disebabkan oleh kekurangan oksigen

Kabar baiknya, bronkiolitis pediatrik memang jarang berakibat fatal.

Bahkan jika seorang anak dengan bronkiolitis perlu dirawat di rumah sakit, kemungkinan mereka tidak akan bertahan hidup adalah hanya kurang dari 1 persen.

Perbandingannya, hanya ada 5 dari setiap 100.000 anak yang menderita bronkiolitis dilaporkan meninggal sebagai akibatnya. 

Meski begitu, siapa saja yang mendapati gejala bronkiolitis alangkah baiknya untuk dapat menemui dokter.

Baca juga: Gejala Pneumonia pada Anak Sering Dikira Batuk Pilek Biasa

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com