Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/02/2021, 12:08 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Setiap anak maupun orang dewasa akan kehilangan air dalam tubuh terus-menerus sepanjang hari.

Air bisa menguap dari kulit dan keluar dari tubuh saat proses pernapasan, menangis, berkeringat, kencing, dan buang air besar (BAB).

Sering kali, anak-anak mendapat cukup air dari makan dan minum untuk menggantikan cairan yang hilang.

Baca juga: 4 Komplikasi Dehidrasi yang Tak Layak Disepelekan

Tetapi, dalam beberapa kasus, anak-anak bisa kehilangan air lebih banyak dari biasanya.

Demam, sakit perut, keluar dalam cuaca panas, atau terlalu banyak gerak misalnya, dapat menyebabkan kehilangan cairan terlalu banyak. Kondisi ini pun bisa menyebabkan dehidrasi.

Dehidrasi bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh.

Saat dehidrasi terjadi, tubuh tidak memiliki cukup cairan dan air untuk berfungsi dengan baik.

Dalam kasus yang parah, hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak atau bahkan kematian.

Risiko dehidrasi pada anak-anak

Dehidrasi pada dasarnya terjadi ketika lebih banyak cairan yang keluar dari tubuh daripada yang masuk.

Melansir Medical News Today, anak-anak cenderung lebih rentan mengalami dehidrasi dibandingkan remaja yang lebih tua atau orang dewasa karena mereka memiliki tubuh yang lebih kecil. Di mana, anak-anak memiliki cadangan air yang lebih kecil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com