KOMPAS.com - Jenis infeksi paru-paru dapat dibedakan berdasarkan bagaimana mereka memengaruhi paru-paru dan saluran pernapasan.
Infeksi paru-paru adalah kondisi ketika mikroorganisme (virus, bakteri, atau jamur) menyebabkan kerusakan dan peradangan di saluran pernapasan atau jaringan paru-paru.
Sementara beberapa mikroorganisme lebih mungkin menyebabkan jenis infeksi tertentu, bisa jadi juga ada tumpang tindih yang signifikan.
Baca juga: 8 Gejala Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai
Bronkitis adalah infeksi pada bronkus, yakni cabang batang tenggorokan yang terletak setelah tenggorokan (trakea) sebelum paru-paru.
Bronkitis paling sering disebabkan oleh infeksi virus.
Di mana, hanya ada 1-10 persen kasus bronkitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Bronkiolitis adalah infeksi yang memengaruhi saluran udara yang lebih kecil (bronkiolus) antara bronkus dan alveolus kecil tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi.
Bonkiolitis paling umum terjadi pada anak-anak di bawah usia dua tahun.
Jenis infeksi paru-paru ini adalah penyebab utama rawat inap bayi selama tahun pertama kehidupan.
Sementara itu, kebanyakan anak-anak yang lebih tua dilaporkan tidak memerlukan rawat inap untuk infeksi bronkiolus ini.
Sayangnya, setelah masa pemulihan, anak-anak yang menderita bronkiolitis tampaknya cenderung akan memiliki peningkatan risiko mengalami mengi atau asma berulang.
Baca juga: 5 Beda Asma dan Bronkitis yang Perlu Diketahui
Kebanyakan orang akrab dengan common cold atau selesma.
Bagaimana tidak, infeksi ini bertanggung jawab atas 60-80 persen ketidakhadiran sekolah pada anak-anak dan 30-50 persen kehilangan waktu kerja untuk orang dewasa.
Selama enam tahun pertama kehidupan, anak-anak rata-rata bisa mengalami 6-8 selesma per tahun, kemudian turun menjadi 3-4 kali per tahun untuk orang dewasa.
Kebanyakan orang akrab dengan virus corona karena pandemi Covid-19 yang tejadi sejak 2019 lalu.