KOMPAS.com - Gangguan delusi adalah penyakit mental yang menyebabkan seseorang memiliki pikiran delusi untuk waktu yang lama.
Seseorang dengan gangguan delusi akan memiliki pikiran delusi yang tidak sepenuhnya aneh atau tidak realistis.
Mereka biasanya didasarkan pada sesuatu yang mungkin terjadi pada orang tersebut di kehidupan nyata, seperti seseorang yang mengikuti atau menipu mereka.
Melansir dari Medical News Today, seseorang dengan gangguan delusi biasanya tidak akan menunjukkan perilaku aneh yang terang-terangan dan delusi mereka sering tidak mempengaruhi kemampuan mereka untuk berfungsi.
Baca juga: Bahaya Buat Kesehatan Mental, Kenali 7 Tanda Toxic Parent
Gangguan delusi adalah kondisi langka, dengan perkiraan menunjukkan bahwa kemungkinan seseorang mengembangkannya selama hidup mereka sebesar 0,05–0,1 persen.
Kondisi ini bisa dialami oleh semua jenis kelamin.
Selain itu, delusi memiliki onset umum yang lebih lambat daripada skizofrenia, yang dengannya ia memiliki beberapa karakteristik.
Seseorang dengan gangguan delusi akan memiliki pikiran ilusi yang bertentangan dengan bukti yang tersedia.
Delusi mereka biasanya tidak terlalu aneh dan mungkin saja terjadi.
Namun, sering kali ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa pemikiran ini tidak didasarkan pada kenyataan.
Delusi seseorang sering berpusat pada interpretasi yang tidak akurat dari realitas eksternal.
Beberapa gejala delusi yang muncul pada umumnya adalah sebagi berikut:
Berdasarkan peneliti, delusi yang berhubungan dengan kecemburuan lebih sering terjadi pada laki-laki, sedangkan delusi romantis yang percaya orang lain jatuh cinta lebih sering terjadi pada perempuan.
Selain adanya delusi, seseorang dengan gangguan delusi tidak memiliki gangguan fungsi dan perilaku mereka tidak jelas.
Orang dengan gangguan delusi cenderung tidak memiliki halusinasi atau gejala psikotik atau suasana hati yang jelas lainnya.
Baca juga: 7 Cara Jaga Kesehatan Mental Anak di Masa Pandemi