Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Penyebab dan Tanda Emotional Eating

Kompas.com - 17/11/2021, 10:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Emotional eating seringkali dilakukan seseorang saat merasa sedih, stres, atau kesepian.

Emotional eating atau makan emosional adalah mekanisme koping yang sangat normal dalam menanggapi perasaan yang kuat.

Menurut psikolof Susal Albers, emotional eating adalah makan yang bertujuan untuk mengalihkan stres.

Saat stres, tubuh mulai memproduksi hotmon kortisol yang membuat kita merasa khawatir atau cemas.

“Kortisol membuat kita menginginkan makanan manis, berlemak, atau asin,” kata Dr. Albers

Emotional eating bisa memicu pertambahan berat badan yang membuat kita rentan mengalami penyakit kronis.

Baca juga: 10 Hal tentang Pseudogout, Radang Sendi Mirip Asam Urat yang Penting Diketahui

Penyebab emotional eating

Agar kita lebih waspada, berikut berbagai penyebab emotional eating:

1. Kecemasan

Kecemasan adalah pemicu siginifikan emotional eating.

“Saat cemas, orang-orang akan merasakan emosi begitu hebat dan begitu kuat sehingga tubuh akan stres dan memicu keinginan makan," ucap Albers.

2. Tekanan situasional

Emotional eating juga bisa timbul dari tekanan situasional. Misalnya, pandemi Covid-19 mengganggu rutinitas dan menyebabkan kita tidak bisa bepergian sehingga merasa bosan. Akhirnya, rasa bosan tersebut kita alihkan dengan makan.

3. Diet ketat

Diet ketat sering menyebabkan makan emosiona, karena mencoba mengurangi hal-hal yang tidak sehat sering kali membuat Anda membatasi porssi makan.

“Pembatasan makan adalah salah satu pemicu terbesar makan emosional,” kata Albers.

Tanda emotional eating

Ada beberapa tanda yang bisa menunjukan seseorang mengalami emotional eating. Berikut tanda tersebut:

Keinginan yang tiba-tiba dan mendesak

Emotional eating seringkali muncul tiba-tiba dan membuat Anda menginginkan makanan tertentu secara mendadak.

Baca juga: Amebiasis

Makan berlebihan

Makan berlebihan adalah ciri lain dari makan emosional. Tidak peduli berapa banyak yang kita makan, kita tetap akan merasa lapar dan terus memakannya.

Malu atau bersalah

Merasakan tekanan emosional, seperti rasa malu atau bersalah atas kebiasaan makan Anda adalah tanda emotional eating.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau