KOMPAS.com - Emotional eating seringkali dilakukan seseorang saat merasa sedih, stres, atau kesepian.
Emotional eating atau makan emosional adalah mekanisme koping yang sangat normal dalam menanggapi perasaan yang kuat.
Menurut psikolof Susal Albers, emotional eating adalah makan yang bertujuan untuk mengalihkan stres.
Saat stres, tubuh mulai memproduksi hotmon kortisol yang membuat kita merasa khawatir atau cemas.
“Kortisol membuat kita menginginkan makanan manis, berlemak, atau asin,” kata Dr. Albers
Emotional eating bisa memicu pertambahan berat badan yang membuat kita rentan mengalami penyakit kronis.
Baca juga: 10 Hal tentang Pseudogout, Radang Sendi Mirip Asam Urat yang Penting Diketahui
Agar kita lebih waspada, berikut berbagai penyebab emotional eating:
1. Kecemasan
Kecemasan adalah pemicu siginifikan emotional eating.
“Saat cemas, orang-orang akan merasakan emosi begitu hebat dan begitu kuat sehingga tubuh akan stres dan memicu keinginan makan," ucap Albers.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.