KOMPAS.com - Istilah helicopter parenting pertama kali digunakan dalam buku Parents & Teenagers karya Dr. Haim Ginott tahun 1969.
Istilah tersebut digunakan oleh para remaja yang mengatakan bahwa orang tua mereka akan melayang-layang di atas mereka seperti helikopter.
Istilah ini pun menjadi cukup populer untuk menjadi entri kamus pada tahun 2011.
Melansir dari Parents, helicopter parenting mengacu pada gaya orang tua yang terlalu fokus pada anak-anak mereka menurut Carolyn Daitch, Ph.D., direktur Pusat Perawatan Gangguan Kecemasan di dekat Detroit dan penulis Anxiety Disorders: The Go-To Guide.
Baca juga: Lama WFH, Tips Menyiapkan Mental Sebelum Kembali ke Kantor
Mereka biasanya mengambil terlalu banyak tanggung jawab atas pengalaman anak-anak mereka dan, khususnya, keberhasilan atau kegagalan mereka.
Ada beberapa penyebab helicopter parenting dilakukan oleh orang tua, berikut ini beberapa di antaranya.
Baca juga: Mengenal Penyebab dan Tanda Emotional Eating
Melansir dari Healthline, meskipun beberapa orang tua melihat helicopter parenting sebagai hal yang baik, itu dapat menjadi bumerang dan menyebabkan seorang anak mengembangkan rasa percaya diri yang rendah atau harga diri yang rendah.
Anak menjadi ragu dengan kemampuan mereka sendiri karena terus-menerus disediakan orang tua.
Mereka mungkin merasa bahwa orang tua mereka tidak mempercayai mereka untuk membuat keputusan sendiri.
Mereka pun mulai mempertanyakan apakah mereka siap untuk mengatur hidup mereka sendiri atau tidak.
Perasaan percaya diri yang rendah dan harga diri yang rendah dapat menjadi sangat buruk sehingga menyebabkan masalah lain, seperti kecemasan dan depresi.
Perasaan ini tidak hilang begitu saja hanya karena seorang anak tumbuh dewasa.