KOMPAS.com - Diabetes tipe 2 adalah kondisi medis kronis yang ditandai dengan kadar gula (glukosa) tinggi di aliran darah.
Pada kondisi normal, hormon insulin dapat membantu memindahkan glukosa dari darah untuk masuk ke dalam ke sel-sel, di mana senyawa ini digunakan sebagai bahan bakar energi.
Sementara, dengan diabetes tipe 2, sel-sel tidak dapat merespons insulin sebaik yang seharusnya.
Baca juga: 8 Gejala Diabetes Tipe 2 pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Pada tahap selanjutnya dari kondisi ini, tubuh mungkin juga tidak menghasilkan cukup insulin.
Dilansir dari Medical News Today, diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kadar glukosa darah tinggi secara kronis.
Kondisi ini pada gilirannya bisa menyebabkan beberapa gejala merugikan dan berpotensi menimbulkan komplikasi serius.
Kadar gula darah tinggi bisa menyebabkan gangguan pada sistem peredaran darah, saraf, dan kekebalan tubuh.
Penyakit diabetes tipe 2 dulu lebih sering terjadi pada orang tua.
Tetapi kini, peningkatan jumlah anak dengan obesitas telah menyebabkan lebih banyak kasus diabetes tipe 2 pada kalangan anak-anak dan remaja.
Hingga saat ini, belum ada obat untuk diabetes tipe 2. Namun, menurunkan berat badan, makan dengan baik, dan berolahraga diyakini dapat membantu mengntrol penyakit.
Jika diet dan olahraga tidak cukup untuk mengelola gula darah, seseorang mungkin juga memerlukan obat diabetes atau terapi insulin.
Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal pada Lansia?
Melansir Mayo Clinic, tanda dan gejala diabetes tipe 2 sering berkembang secara perlahan.
Bahkan, seseorang bisa hidup dengan diabetes tipe 2 selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya.
Berikut ini adalah beberapa gejala diabetes tipe 2 yang bisa terjadi:
Siapa saja dianjurkan untuk dapat segera menemui dokter jika mencurigai memiliki tanda atau gejala diabetes tipe 2.
Baca juga: 10 Efek Diabetes pada Tubuh yang Layak Diantisipasi
Merangkum Health Line, untuk mendignosis diabetes pada seseorang, dokter dapat melakukan sejumlah tes darah.
Ini mungkin termasuk:
1. Pemeriksaan HbA1c
Pemeriksaan HbA1c berfungsi untuk mengukur rata-rata jumlah hemoglobin A1c yang berikatan dengan gula darah (glukosa) selama tiga bulan terakhir.
Seseorang tidak perlu berpuasa untuk tes ini dan dokter dapat melakukan diagnosis diabetes tipe 2 berdasarkan hasil pemeriksaan HbA1c.
2. Tes glukosa plasma puasa
Tes ini berguna untuk mengukur berapa banyak glukosa dalam plasma.
Seseorang mungkin perlu berpuasa selama 8 jam sebelum mengikuti tes.
3. Tes toleransi glukosa oral (TTGO)
Dalam TTGO, darah akan diambil tiga kali, yakni sebelum, 1 jam setelah, dan 2 jam setelah minum cairan glukosa.
Hasil tes akan menunjukkan seberapa baik tubuh dalam menangani glukosa sebelum dan sesudah minum cairan gluksa.
Jika seseorang didiagnosis menderita diabetes, dokter akan memberi informasi tentang cara mengelola penyakit.
Ini mungkin termasuk:
Penderita diabetes tipe 2 mungkin perlu menemui ahli endokrinologi yang berspesialisasi dalam pengobatan diabetes.
Baca juga: 6 Komplikasi Diabetes Tipe 2 yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.