KOMPAS.com – Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi di atas nilai normal.
Seseorang dapat didiagnosis mengidap diabetes ketika secara konsisten ditemukan memiliki kadar gula darah saat puasa di atas 126 mg/dL dan kadar gula darah 2 jam setelah makan mencapai di atas 200 mg/dL.
Diabetes termasuk penyakit yang bisa menimbulkan banyak ketidaknyamanan, termasuk sering buang air kecil.
Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?
Penyakit diabetes terjadi ketika tubuh mengalami kesulitan dalam membuat atau menggunakan insulin.
Insulin adalah hormon yang bertanggung jawab menarik glukosa atau gula ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi.
Kegagalan tubuh dalam membuat atau menggunakan insulin ini kemudian bisa menghasilkan kadar gula darah yang sangat tinggi.
Nah, terlalu banyak gula dalam darah ini pada akhirnya bisa menyebabkan peningkatan frekuensi kencing.
Melansir Health Line, kadar gula darah yang berlebihan bisa membuat organ ginjal tidak bisa menyerap semua gula kembali ke dalam darah, sehingga ada sebagian gula yang dikeluarkan dalam urine.
Gula yang keluar dalam urine memiliki sifat osmotik, yakni menarik lebih banyak banyak cairan untuk turut dikeluarkan melalui urine.
Baca juga: 5 Gejala Awal Diabetes yang Harus Diwaspadai
Alhasil, penderita diabetes bisa mengalami sering buang air kecil atau polyuria.
Sering buang air kecil sendiri bisa membuat tubuh mengirim sinyal ras haus ke otak secara berulang-ulang.
Repons ini dapat membuat penderita diabetes lebih sering minum.
Pada ujungnya, peningkatan asupan air ini dapat membuat penderita diabetes lebih sering lagi buang air kecil.
Pada awalnya, seseorang mungkin tidak memperhatikan bahwa dirinya buang air kecil lebih sering dari biasanya.
Salah satu tanda peringatan kunci adalah jika sering buang air kecil sudah mulai membangunkan seseorang dari tidur dan terasa menguras tingkat energi.