Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Kerusakan Tendon?

Kompas.com - 28/09/2021, 14:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi di atas normal.

Secara umum seseorang dapat didiagnosis mengalami diabetes ketika memiliki kadar gula darah saat puasa di atas 126 mg/dL dan kadar gula darah 2 jam sesudah makan mencapai di atas 200 mg/dL.

Selama ini banyak orang mungkin telah memahami bahwa diabetes adalah penyakit yang tak boleh dianggap remeh atau dibiarkan begitu saja.

Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?

Pasalnya, diabetes bisa menimbulkan banyak komplikasi yang dapat menurunkan kualitas hidup atau bahkan mengancam jiwa.

Nah, salah satu komplikasi diabetes yang bisa juga terjadi yakni kerusakan tendon. Banyak orang mungkin belum mengetahui akan hal ini.

Diabetes selama ini cenderung lebih sering dikaitkan dengan penyakit jantung dan stroke.

Padahal dampak turunan dari diabetes bisa dikatakan seperti tidak ada habisnya, termasuk dapat merusak tendon jika tidak dikontrol dengan baik.

Bagaimana diabetes bisa menyebabkan kerusakan tendon?

Dilansir dari WebMD, jika Anda menderita diabetes dan merasakan sakit saat bergerak, bisa jadi ada masalah dengan tendon Anda.

Tendon berbeda dengan otot.

Tendon adalah “tali” yang berfungsi menghubungkan otot-otot ke tulang.

Tendon ada di seluruh tubuh Anda, termasuk di bahu, lengan, pergelangan tangan, pinggul, lutut, dan termasuk pergelangan kaki.

Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi

Tendon-tendon ini mentransfer kekuatan dari otot Anda ke tulang Anda sehingga Anda bisa bergerak.

Untuk diketahui, kadar gula darah tinggi yang menyertai penyakit diabetes bisa berperan dalam menimbulkan masalah tendon.

Jika diabetes Anda tidak terkendali atau terkontrol, tendon Anda bisa menebal secara abnormal dan menjadi lebih mungkin robek.

Kerusakan tendon pada diabetes tipe 1 dan tipe 2 terjadi karena zat yang disebut advanced glycation end products (AGEs).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com