KOMPAS.com - Sirosis adalah tahap akhir dari jaringan parut (fibrosis) hati.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai bentuk penyakit dan kondisi hati, seperti hepatitis dan alkoholisme kronis.
Setiap kali lever Anda terluka, baik karena penyakit, konsumsi alkohol berlebihan, atau penyebab lain, organ ini akan mencoba memperbaiki dirinya sendiri.
Baca juga: 5 Penyebab Sirosis Hati yang Perlu Diwaspadai
Dalam prosesnya, jaringan parut dapat terbentuk. Jaringan parut hadir menggantikan jaringan hati yang sehat.
Nah, seiring perkembangan sirosis, berarti ada semakin banyak jaringan parut yang terbentuk, sehingga bisa membuat liver sulit untuk berfungsi (sirosis dekompensasi).
Merangkum WebMd, jaringan parut dapat menghalangi aliran darah melalui hati dan memperlambat kemampuan hati untuk memproses nutrisi, hormon, obat-obatan, maupun racun.
Jaringan parut juga bisa mengurangi produksi protein dan zat lain yang dibuat oleh hati.
Sirosis hati stadium lanjut pun bisa saja mengancam jiwa.
Kerusakan hati yang disebabkan oleh sirosis umumnya tidak dapat diperbaiki.
Tetapi, jika sirosis hati didiagnosis lebih awal dan penyebabnya diobati, kerusakan lebih lanjut mungkin dapat dibatasi.
Oleh sebab itu, gejala sirosis hati penting dikenali untuk mendukung upaya diagnosis dini dan pengobatan sesegera mungkin salah satu jenis penyakit lever ini.
Gejala sirosis hati tergantung pada stadium penyakit yang dialami.
Baca juga: 7 Jenis Penyakit Lever yang Perlu Diwaspadai
Melansir Mayo Clinic, sirosis hati sering tidak memiliki tanda atau gejala sampai kerusakan hati telah meluas.
Jika gejala sirosis hati muncul, biasanya berupa keluhan bersifat umum dan dapat dengan mudah disalahartikan sebagai gejala dari banyak penyakit lain.
Berikut ini adalah beberapa gejala sirosis hati yang perlu diwaspadai: