Kontak dengan zat-zat ini menyebabkan respons alergi. Beberapa orang sensitif terhadap zat tertentu.
Gejala biasanya berkembang 2 sampai 4 hari setelah zat bersentuhan dengan mata.
Hal ini sering terjadi akibat pemakaian lensa kontak.
Pada beberapa orang, lensa kontak menyebabkan ketidaknyamanan.
Ini bisa menjadi semakin buruk dan semakin tidak nyaman, menyebabkan mata menjadi merah.
Konjungtivitis papiler raksasa (GPC) juga dapat terjadi ketika seseorang menggunakan lensa kontak keras setelah operasi mata.
Kebersihan yang buruk saat menangani lensa kontak, larutan, dan wadah dapat menyebabkan infeksi mata.
Konjungtivitis abadi berlangsung sepanjang tahun.
Ini terutama hasil dari alergi terhadap tungau debu rumah.
Ini adalah makhluk mikroskopis seperti serangga yang hidup terutama di tempat tidur, furnitur berlapis kain, dan karpet.
Tungau debu memakan sel-sel kulit yang ditumpahkan oleh manusia, dan mereka menyukai lingkungan yang hangat dan lembab.
Alergi tungau debu adalah respons sistem kekebalan terhadap protein tungau debu tertentu.
Hal ini menyebabkan berbagai masalah, termasuk konjungtivitis, hidung tersumbat atau berair, bersin, dan penyempitan saluran udara, seperti pada asma .
Penyebab lainnya termasuk bulu binatang, sisik kecil dari kulit binatang atau rambut atau bulu burung. Ini dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang.
Baca juga: 7 Nutrisi yang Baik untuk Kesehatan Mata, Bukan Hanya Vitamin A
Anda mengalami konjungtivitis alergi ketika tubuh mencoba untuk mempertahankan diri terhadap ancaman yang dirasakan.