KOMPAS.com - Jintan adalah tanaman rempah dari Asia, Afrika, dan Eropa, yang di Indonesia sering digunakan sebagai bumbu untuk membuat gulai, opor, dan soto.
Selain sebagai bumbu masakan, jintan ini juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia.
Mengutip Litbang Kementerian Pertanian, jintan digunakan sebagai bahan pengobatan sejak 2000-3000 tahun SM dan tercatat dalam banyak literatur kuno dari para ahli pengobatan terdahulu, seperti Ibnu Sina (980-1037 M), Al-Biruni (973-1048 M), Al-Antiki, Ibnu Qayyim, dan Al-Baghdadi.
Rempah ini terdiri dari dua jenis, yaitu hitam dan putih. Jintan hitam disebut juga Habbatussauda.
Habbatussauda telah disebut-sebut sebagai tanaman obat berkhasiat tinggi dalam perkembangan awal agama Islam.
Mengutip Medical News Today, United States Department of Agriculture’s Food Data Central Database menyebutkan satu sendok teh biji jintan mengandung:
Melansir Webmd, orang telah menggunakan jintan sebagai obat tradisional selama beberapa generasi untuk mengobati kondisi mulai dari gangguan pencernaan, diare, serta sakit kepala.
Orang-orang di India telah menggunakan rempah tersebut untuk mengobati batu ginjal, kandung kemih, bahkan kusta.
Baca juga: 7 Rempah-rempah dan Manfaatnya bagi Kesehatan
Berikuat Kompas.com mengulas sejumlah khasiat jintan bagi kesehatan yang dilansir dari berbagai sumber:
Melansir Healthline, biji jintan mengandung zat alami yang bekerja sebagai antioksidan.
Zat-zat itu disebut apigenin dan luteolin, yang mencegah radikal bebas kecil yang menyerang sel-sel tubuh manusia.
Antioksidan membantu manusia merasa lebih sehat dan lebih energik, dan membantu menjaga kulit agar tidak terlihat tua.
Mengutip Medical News Today, sebuah penelitian menemukan bahwa jintan adalah antioksidan yang lebih efektif dari pada vitamin C.
Sebuah penelitian pada tikus melihat efek ekstrak rempah ini pada tanda-tanda stres.
Ketika hewan tersebut menerima ekstrak jintan, tubuh mereka memiliki respons stres yang jauh lebih rendah dari pada ketika mereka tidak menerima ekstrak.
Sehingga disimpulkan bahwa jintan Jinten dapat membantu melawan efek stres dengan bekerja sebagai antioksidan.
Melansir Healthline, dalam beberapa percobaan, jintan memiliki kemampuan untuk mencegah sel kanker berkembang biak.
Dalam sebuah penelitian, tikus yang diberi makan jintan terlindungi dari kanker usus besar.
Para peneliti dalam studi lain menemukan bahwa dari 9 bumbu dan rempah-rempah populer, kemangi dan jintan adalah tanaman antikarsinogen yang paling kuat.
Karsinogen adalah zat yang bisa menjadi promotor timbulnya tumor atau kanker. Sedangkan, zat antikarsinogen adalah zat yang apabila dikonsumsi akan memberi perlindungan terhadap bahaya kanker.
Melansir Medical News Today, sebuah studi percobaan kecil pada 2013 menunjukkan efek dari mengkonsumsi setetes minyak esensial jintan pada orang-orang dengan gejala sindrom iritasi usus besar (IBS).
Setelah 4 minggu, peserta penelitian tersebut mencatat perbaikan dalam banyak gejala IBS, seperti sakit perut dan kembung.
Di akhir penelitian, orang-orang dengan IBS yang mengalami sembelit lebih sering buang air besar.
Mereka yang terutama mengalami diare sebagai gejala memiliki lebih sedikit buang air besar.
Baca juga: 6 Manfaat Saffron, Rempah Paling Mahal di Dunia
Mengutip Healthline, praktisi pengobatan tradisional telah merekomendasikan jintan untuk pengobatan diare selama berabad-abad.
Namun, pengobatan Barat mulai menangkap manfaat jinten era modern ini.
Ekstrak biji jintan diberikan kepada para tikus yang sedang mengalami diare.
Para peneliti menyimpulkan bahwa ekstrak rempah tersebut membantu menyembuhkan gejala diare mereka.
Mengutip Healthline, jintan digunakan sebagai bagian dari percobaan obat herbal untuk diabetes.
Obat rempah tersebut berhasil membantu penderita diabetes untuk mengelola kondisi mereka.
Hewan dengan diabetes dalam penelitian laboratorium juga ditemukan mendapat manfaat dari mengonsumsi jintan.
Secara umum diterima bahwa minyak jintan adalah agen hipoglikemik.
Mengutip Medical News Today, sebuah studi 2017 pada orang dewasa dengan diabetes tipe 2 melihat efek minyak esensian jintan terhadap kadar gula darah.
Diabetes tipe 2 adalah diabetes yang disebabkan tubuh tidak bisa memproduksi insulin secara cukup.
Peserta studi menerima 100 mg minyak jintan per hari, 50 mg minyak jintan per hari, atau plasebo.
Setelah 8 minggu, kedua kelompok yang menerima minyak jintan telah secara signifikan berkurang kadar gula darah, insulin, dan hemoglobinnya.
Studi tersebut kemudian menjadi penanda efek baik dari rempah jintan terhadap diabetes.
Kelompok minyak jinten juga melihat perbaikan dalam tanda-tanda resistensi insulin dan peradangan.
Namun, penelitian terhadap manusia lainnya menggunakan biji jintan hitam telah menunjukkan hasil yang beragam, menurut ulasan studi 2017. Penelitian lebih lanjut diperlukan.
Melansir Healthline, minyak yang diekstraksi dari biji jintan telah digunakan sebagai agen larvasida dan antiseptik yang efektif.
Minyak jintan bahkan membunuh varian bakteri yang resisten terhadap antiseptik lainnya.
Peneliti percaya bahwa jintan dapat membantu membunuh bakteri berbahaya yang mencoba menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, termasuk E coli (bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan).
Hal tersebut mungkin menjelaskan mengapa rempah jintan telah digunakan sebagai pengawet dalam makanan selama berabad-abad.
Baca juga: Manfaat dan Efek Samping Kunyit bagi Kesehatan
Melansir Medical News Today, jinten berpotensi bermanfaat bagi orang yang mencoba mengatur berat badan.
Sebuah studi 2015 yang melibatkan orang dewasa dengan obesitas membandingkan efek jintan dengan obat penurun berat badan dan plasebo.
Setelah 8 minggu, para peneliti menemukan bahwa peserta yang mengkonsumsi jintan dan obat penurun berat badan sama-sama kehilangan banyak berat badan.
Namun orang-orang dalam kelompok yang mengkonsumsi jinten, juga mengalami penurunan kadar insulin.
Studi 2014 menemukan bahwa wanita dengan obesitas mengkonsumsi 3 gram bubuk jintan dalam yogurt setiap hari selama 3 bulan mengalami penurunan berat badan, ukuran pinggang, dan lemak tubuh yang signifikan.
Dari studi 2014 di atas yang melibatkan wanita obesitas juga menemukan bahwa mengkonsumsi 3 gram bubuk jintan per hari selama 3 bulan menghasilkan:
Mengutip Healthline, jintan dapat membantu tubuh merangsang sistem saraf pusat manusia menjadi lebih efektif.
Rempah ini dapat membuat memori manusia lebih tajam dan kontrol yang lebih besar atas anggota tubuh.
Jintan bahkan mungkin bisa membantu mengobati penyakit parkinson karena kontribusinya terhadap fungsi sistem saraf pusat tubuh.
Mengutip Medical News Today, sebuah studi pada tikus menunjukkan bahwa jintan memberikan dampak pada memori.
Studi tersebut menemukan bahwa tikus tersebut yang menerima ekstrak jintan memiliki daya ingat yang lebih baik dan lebih cepat.
Baca juga: Jangan Disepelekan, Ini 6 Manfaat Luar Biasa Konsumsi Bawang Putih
Mengutip Medical News Today, memasak dan makan makanan dengan jinten cenderung aman bagi kebanyakan orang.
Namun beberapa orang mungkin memiliki alergi terhadap jinten, sehingga mereka harus menghindari rempah ini.
Dalam studi 2013, beberapa orang mengalami mual, pusing, dan sakit perut setelah mengonsumsi ekstrak jintan.
Mengutip Healthline, dosis khas jinten sebagai suplemen herbal adalah 300 hingga 600 miligram per hari.
Para peneliti telah menemukan bukti bahwa jintan menekan kadar testosteron. Sehingga, berpotensi membuat pria kurang subur jika mereka meminumnya.
Rempah ini juga telah digunakan oleh beberapa budaya sebagai zat untuk memicu keguguran, jadi wanita yang sedang hamil atau mencoba untuk hamil harus hati-hati.
Baiknya, sebelum mengkonsumsi ekstrak jintan dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter tentang kondisinya.
Baca juga: 3 Manfaat Kesehatan Jahe yang Sayang Dilewatkan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.