KOMPAS.com - Tidur adalah kebutuhan setiap orang dan setiap jenjang umur memiliki kebutuhan berbeda
Kementerian Kesehatan mengategorikan jenjang usia:
Para dokter menyarankan bagi semua orang yang ingin hidup sehat untuk menerapkan aturan tidur tersebut dalam pola hidup sehari-hari.
Mengutip Insider, jika seseorang terus-menerus kekurangan tidur, maka dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
Dalam jangka panjang, kurang tidur yang konsisten juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena serangan jantung atau penyakit mental.
Berikut adalah risiko kesehatan bagi seseorang yang kurang tidur yang dilansir dari berbagai sumber:
Baca juga: Teror Tidur
Mengutip Healthline, tidur diperlukan untuk membuat sistem saraf pusat berfungsi dengan baik.
Selama tidur, jalur terbentuk di antara sel-sel saraf (neuron) di otak manusia yang membantu mengingat informasi baru yang telah dipelajari.
Kurang tidur membuat otak manusia lelah, sehingga tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik.
Manusia yang kurang tidur mungkin juga merasa lebih sulit untuk berkonsentrasi atau mempelajari hal-hal baru.
Sinyal yang dikirim saraf tubuh sesorang mungkin juga tertunda, sehingga mengurangi koordinasi dalam tubuh dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Mengutip Insider, para peneliti telah menemukan bahwa hanya 5 jam kurang tidur dalam periode 24 jam dapat memutuskan hubungan antara neuron di hippocampus, area otak yang berhubungan dengan memori.
Dalam satu penelitian kecil yang diterbitkan dalam jurnal Neuroscience pada tahun 2005, 12 peserta usia kuliah yang sehat diajari urutan gerakan jari.
Setelah itu, mereka diminta untuk mengulanginya 12 jam kemudian saat MRI mengukur gelombang otak mereka.
MRI (Magnetic resonance imaging) merupakan pemeriksaan organ tubuh yang dilakukan dengan menggunakan teknologi magnet dan gelombang radio.
Baca juga: Kurang Tidur Tingkatkan Peluang Obesitas, Kok Bisa?
Para peneliti menemukan bahwa otak kecil (area otak yang mengontrol akurasi) lebih aktif pada partisipan yang tidur selama periode tersebut.
Hal itu menunjukkan bahwa saat seseorang tidur, memori dialihkan ke area penyimpanan yang lebih efisien di otak.
Kurang tidur juga dapat mengganggu kemampuan otak untuk mengeluarkan beta-amiloid , protein beracun dalam cairan antara sel-sel otak yang telah dikaitkan dengan kehilangan memori dan penyakit Alzheimer.
"Tidak cukup tidur di malam hari akan membuat Anda lebih sulit untuk belajar atau mengingat sesuatu nanti," kata Raman Malhotra, MD, seorang dokter obat tidur dan profesor neurologi di Washington University School of Medicine.
"Tidur membantu membekas kenangan atau hal-hal yang Anda pelajari untuk dicoba dan diingat di masa depan," imbuh Malhotra.
Mengutip Healthline, kurang tidur juga berdampak negatif pada kemampuan mental dan keadaan emosional seseorang.
Seseorang mungkin akan merasa lebih tidak sabar atau rentan terhadap perubahan suasana hati.
Hal tersebut juga dapat membahayakan proses pengambilan keputusan dan kreativitas seseorang.
Jika kurang tidur berlanjut cukup lama, seseorang bisa mulai mengalami halusinasi.
Ia bisa melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada.
Selain itu, kurang tidur juga bisa memicu fase mania pada orang yang memiliki gangguan bipolar.
Risiko psikologis lainnya termasuk: