Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/12/2021, 20:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Teror tidur atau teror malam adalah episode saat seseorang berteriak ketakutan yang intens dan memukul dalam keadaan tertidur.

Seperti berjalan dalam tidur, teror tidur dianggap sebagai parasomnia—gangguan tidur yang melibatkan peristiwa atau pengalaman fisik saat seseorang tertidur.

Episode teror tidur dapat berlangsung dari beberapa detik hingga menit, tapi bisa juga lebih lama.

Baca juga: Mengenal Teror Malam: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Kondisi ini umumnya terjadi pada anak-anak berusia 3 sampai 12 tahun.

Berbeda dengan mimpi buruk pada umumnya, akan lebih sulit untuk membangunkan seseorang yang sedang mengalami episode teror tidur.

Orang yang mengalami teror tidur juga kemungkinan akan melupakan episode yang dialami semalam.

Gejala

Gejala yang umumnya dialami saat teror meliputi:

  • detak jantung cepat
  • napas cepat
  • berkeringat
  • pupil dilatasi.

Selain itu, aksi yang mungkin dilakukan:

  • gerakan memukul di tempat tidur
  • berteriak
  • terlihat terjaga tapi bingung
  • tidak merespons saat ada seseorang yang mengajak berbicara

Penyebab

Teror malam dapat disebabkan oleh rangsangan berlebihan dari sistem saraf pusat (SSP) selama tidur.

Baca juga: Parasomnia

Tidur terjadi dalam beberapa tahap. Mimpi dapat terjadi saat tahap Rapid Eye Movement (REM). Teror malam terjadi selama tidur nyenyak non-REM.

Secara teknis, teror malam bukanlah mimpi, tetapi lebih seperti reaksi ketakutan tiba-tiba yang dapat terjadi selama transisi satu tahap tidur ke tahap lainnya.

Teror malam biasanya terjadi sekitar 2 atau 3 jam setelah tertidur. Transisi pada tahap tidur terdalam non-REM menuju tidur REM yang lebih ringan biasanya berjalan mulus.

Namun, saat seseorang sedang merasa kesal atau ketakutan, inilah yang menjadi teror malam.

Beberapa teror tidur juga dapat dipicu oleh kondisi yang mendasari, seperti:

  • gangguan pernapasan saat tidur seperti sleep apnea obstruktif
  • sindrom kaki gelisah
  • beberapa obat-obatan
  • gangguan suasana hati, seperti depresi dan kecemasan
  • penggunaan alkohol pada orang dewasa.

Diagnosis

Dokter akan mendiagnosis teror malam berdasarkan riwayat medis dan pemeriksaan fisik.

Beberapa tes yang mungkin dilakukan dapat termasuk:

  • EEG
  • Polisomnografi.

Perawatan

Tidak diperlukan penanganan khusus untuk teror tidur.

Baca juga: Sulit Tidur Nyenyak, Waspadai 5 Jenis Gangguan Tidur Ini

Namun, bisa jadi diperlukan penanganan jika teror tidur berpotensi menyebabkan cedera, mengganggu anggota keluarga, atau mengakibatkan rasa malu dan gangguan tidur bagi orang penderitanya.

Selain itu, perawatan juga umumnya berfokus pada peningkatan keamanan dan menghilangkan penyebab atau pemicu.

Pilihan pengobatan dapat termasuk:

  • mengobati setiap kondisi yang mendasari
  • mengatasi stres, menemui psikolog atau psikiater bila perlu
  • kebangkitan antisipatif: membangunkan orang yang mengalami teror tidur sekitar 15 menit sebelum episode terjadi dan dibiarkan terjaga selama beberapa menit sebelum kembali tidur
  • pengobatan berupa antidepresan tertentu atau benzodiazepin (untuk kasus tertentu).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau