KOMPAS.com - Akhir-akhir ini, dunia sedang dihebohkan oleh munculnya varian baru dari virus Corona, yaitu omicron.
Varian omicron, yang juga dikenal sebagai varian B.1.1.529, dianggap lebih berbahaya daripada variannya sebelumnya.
Varian tersebut pertama kali muncul pada awal bulan November di Afrika, yang kemudian menyebar ke sebagian besar Eropa dan Amerika Serikat.
Baca juga: Apa Penyebab Sering Kencing Saat Udara Dingin?
Perbedaan utama antara omicron dan varian sebelumnya berkaitan dengan mutasinya. Omicron memiliki 50 mutasi dalam kode genetiknya, lebih banyak daripada varian lainnya.
Menurut pakar penyakit menular Kristin Englund, tiga puluh dari mutasi ini memengaruhi protein lonjakan, yang digunakan oleh vaksin yang saat ini tersedia.
"Sejauh ini, data awal menunjukkan bahwa varian omicron bahkan lebih menular," kata Englund.
Menurut Englund, para peneliti masih mempelajari efektifitas vaksin yang saat ini tersedia untuk mengatasi varia omicron.
"Berdasarkan penelitian terbaru, dua kali dosis vaksin Pfizer masih kurang efektif melawan varian Omicron," ucap Englund.
Akan tetapi, Englund mengatakan bahwa vaksin booster atau vaksin dosis ketiga bisa meningkatkan antibodi dalam sistem kekebalan tubuh hingga 25 kali lipat.
Varian omicron kemungkinan besar akan menyebar dengan cepat.
Namun, kita tetap harus waspada dengan varian yang sudah ada sebelumnya dan melakukan berbagai cara untuk melindungi diri dan orang lain.
“Satu-satunya cara kita dapat menghindari varian omicron ini adalah dengan mengurangi jumlah virus,” kata Englund.
Baca juga: Malformasi Chiari
Karena itu, kita tetap harus menerapkan protokol kesehatan dan menjalani vaksinasi jika memenuhi syarat.
Varian baru akan terus berkembang selama virus dapat membuat salinan dirinya sendiri dan menyebar.
“Kita harus lebih pintar dari virus dan menghentikannya dengan vaksin, melakukan physical distancing, menggunakan masker, dan rutin mencuci tangan," tambah Englund.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.