Pada tahap ini, sifilis merusak organ dan sistem berikut:
Gumma, yakni pembengkakan jaringan lunak yang dapat terjadi di tubuh juga dapat berkembang.
Kerusakan organ yang disebabkan oleh sifilis tersier sering kali dapat menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, mengobati sifilis sebelum mencapai tahap ini sangat penting.
Baca juga: Gairah Seks Menurun Setelah Menopause, Begini Cara Mengatasinya
Neurosifilis adalah suatu kondisi yang berkembang ketika bakteri T. pallidum telah menyebar ke sistem saraf.
Kondisi ini sering memiliki hubungan dengan sifilis laten dan tersier.
Namun, dapat terjadi kapan saja setelah tahap primer.
Seseorang dengan neurosifilis mungkin tidak menunjukkan gejala untuk waktu yang lama.
Selain itu, gejala juga mungkin berkembang secara bertahap.
Gejala tersebut termasuk:
Sifilis kongenital parah dan sering mengancam nyawa.
Bakteri T. pallidum dapat berpindah dari ibu hamil ke janin melalui plasenta dan selama proses persalinan.
Data menunjukkan bahwa tanpa skrining dan pengobatan, sekitar 70 persen wanita dengan sifilis akan memiliki masalah pada kehamilan.
Risiko yang parah adalah kematian janin atau neonatus dini, kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah, dan infeksi pada bayi.
Gejala pada bayi baru lahir meliputi:
Bayi yang lebih besar dan anak kecil mungkin mengalami:
Pada tahun 2015, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengukuhkan Kuba sebagai negara pertama di dunia yang telah sepenuhnya memberantas sifilis kongenital.
Baca juga: 10 Penyebab Keluar Darah Setelah Berhubungan Seks Tapi Tidak Haid
Langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko sifilis meliputi: