KOMPAS.com - Operasi plastik untuk mengubah penampilan saat ini sudah semakin lumrah, baik untuk wanita maupun pria.
Sebut saja, seperti operasi operasi hidung, kelopak mata, memperbesar payudara, sedot lemak, dan lainnya.
Kemudian ada sejumlah orang yang tidak pernah puas dengan penampilannya akhirnya melakukan operasi plastik terus-menerus.
Saat itulah seseorang mengalami kecanduan operasi plastik.
Mengutip Addiction Center, kecanduan operasi plastik adalah gangguan perilaku yang menyebabkan seseorang ingin terus-menerus mengubah penampilannya dengan menjalani operasi plastik.
Gangguan ini dapat menyebabkan seseorang menghabiskan ribuan dolar untuk beberapa operasi, yang semuanya mungkin pada akhirnya tidak membuat mereka lebih bahagia dan puas.
Baca juga: 4 Cara Mengobati Penyakit Prostat, Tak Selalu Perlu Operasi
Mengutip Addiction Center, keinginan untuk melakukan operasi plastik seringkali muncul dari rasa tidak puas yang dirasakan orang tentang penampilan mereka.
Ini adalah emosi normal yang kadang-kadang dialami semua orang.
Namun ketika rasa tidak puas menjadi obsesif dan operasi plastik menjadi pusat perhatiannya, maka ada masalah serius.
Secara psikologis, orang tersebut mengalami gangguan dismorfik tubuh (body dysmorphic disorder/BDD).
Gangguan dismorfik tubuh adalah kondisi kejiwaan langka yang berfokus pada "cacat" pada tubuh, sehingga menjadi obsesif untuk melakukan operasi terus-menerus.
Gangguan dismorfik tubuh adalah gangguan umum yang terjadi bersamaan dengan kecanduan operasi plastik.
Faktanya, kecanduan operasi plastik dan gangguan dismorfik tubuh benar-benar terjadi bersamaan karena keduanya saling membangun.
Penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan dismorfik tubuh 15 kali lebih mungkin terjadi pada pasien operasi plastik.
Baca juga: Melahirkan Lewat Operasi Caesar Atau Pervaginam, Mana yang Lebih Baik?
Mengutip Choosing Theraphy, gejala gangguan dismorfik tubuh yang dapat menyebabkan seseorang menjadi kecanduan operasi plastik meliputi:
Selain itu, gejala gangguan dismorfik tubuh bisa juga terjadi karena adanya trauma masa kecil, seperti perundungan.
Trauma masa kecil dapat sangat memengaruhi rasa aman dan kemampuan seseorang mengendalikan diri di dunia.
Mengutip Addiction Center, operasi plastik tidak menyelesaikan kecanduannya selama masalah psikologis yang mendasarinya tidak teratasi.
Operasi plastik sebenarnya membuat orang tersebut menjadi lebih buruk dari sebelumnya, karena orang dengan gangguan dismorfik tubuh sering kali memiliki harapan yang tidak realistis tentang hasilnya.
Terapi dan dukungan sosial adalah jawaban untuk mengatasi gangguan dismorfik tubuh. Operasi plastik bukanlah jawabannya.
Baca juga: 6 Fakta Seputar Operasi Katarak, dari Persiapan sampai Setelah Operasi
Mengutip Everyday Health, seseorang dapat dikenali menderita kecanduan operasi plastik sebagai berikut:
Mengutip Choosing Theraphy, kecanduan operasi plastik juga menunjukkan gejala berupa kesulitan dalam menjalin hubungan dengan pasangan atau orang lain.
Baca juga: Kapan Penderita Asam Urat Perlu Melakukan Operasi?
Mengutip Addiction Center, sekali operasi plastik mungkin akan memberikan hasil yang baik-baik saja awalnya, tetapi berkali-kali operasi plastik dapat memberikan risiko kesehatan yang tidak diinginkan. Di antaranya yaitu:
Mengutip Choosing Theraphy, kecanduan operasi plastik dapat memperburuk gangguan dismorfik tubuh, gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan makan.
Individu yang tidak pernah merasa sepenuhnya puas dengan penampilan mereka, menyebabkannya semakin menganggap buruk harga dirinya.
Mereka yang memiliki ciri sering mempelajari prosedur bedah baru, mencari ahli bedah baru, dan melakukan operasi plastik baru, seiring waktu semakin tenggelam dalam persepsi harga dirinya yang buruk, rasa malu, dan kesepian.
Baca juga: 3 Cara Mengobati Katarak, Tak Selalu Perlu Operasi
Mengutip Addiction Center, seseorang yang kecanduan operasi plastik juga bisa terjebak dalam penyalahgunaan narkoba atau zat adiktif.
Setelah operasi plastik mungkin mengharuskan seseorang untuk menggunakan obat adiktif untuk menghilangkan rasa sakit mereka.
Jika seseorang berulang kali menjalani operasi plastik, mereka juga dapat berulang kali memaparkan diri mereka pada resep Opioid dan dengan demikian berisiko mengalami kecanduan Opioid.
Kecanduan Opioid, baik legal maupun ilegal, membunuh ratusan orang.
Ini adalah dampak bahaya lain dari kecanduan operasi plastik.
Selanjutnya, gangguan dismorfik tubuh yang menyebabkan kasus kecanduan operasi plastik dapat menjadi pendorong orang untuk mulai menyalahgunakan alkohol atau narkoba untuk mencoba melarikan diri dari rasa kecewa terhadap penampilannya.
Di sini, ada korelasi antara penyalahgunaan zat dan penyakit mental seseorang.
Mengutip Choosing Theraphy, biaya operasi plastik bervariasi, tetapi tidak ada yang murah dan jarang ditanggung oleh segala bentuk asuransi atau subsidi lainnya.
Harga yang perlu dibayar pun bisa semakin mahal untuk melakukan prosedur operasi plastik baru.
Bisa mendorong orang untuk berbohong tentang biayanya, kemudian mencuri uang dari orang lain, atau menumpuk hutang yang sangat besar demo mendanai kecanduan operasi plastiknnya.
Baca juga: 12 Cara Mengobati Ambeien Berdarah secara Alami, Obat, dan Operasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.