Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/12/2021, 10:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Saat bayi demam, kita sebagai orangtua perlu segera memperkuat sistem kekebalan tubuhnya untuk membantu si kecil pulih.

Bayi dikatakan demam saat suhu tubuhnya mencapai lebih dari normal, yaitu 36,5-37 Celcius, seperti yang dikutip dari IDAI.

Demam adalah gejala penyakit. Artinya tubuh si kecil sedang berusaha melawan penyakit dan sistem kekebalannya bekerja.

Mengutip WebMD, dalam banyak kasus penyakit yang sering menyerang dan membuat bayi demam adalah flu.

Baca juga: 7 Penyebab Badan Kedinginan Tapi Tidak Demam

Salah satu gejala yang menyertai bayi demam adalah hilangnya napsu makan.

Namun, para orangtua tidak boleh diam saja dengan hilangnya napsu makan si kecil karena ia perlu asupan makanan untuk menguatkan sistem imunnya.

Orangtua bisa mencoba untuk memberikan si kecil makanan favoritnya dengan memastikan kandungan gizi yang bisa memberinya energi yang cukup untuk melawan infeksi penyakit.

Namun yang perlu diingat, yaitu makanan untuk redakan bayi demam diberikan secara bertahap, tidak bisa memaksakan jumlah porsi yang banyak sekaligus kepada si kecil, seperti yang dikutip dari Being The Parent.

Baca juga: Demam Kelenjar

Makanan untuk meredakan bayi demam

Mengutip Being The Parent, makanan untuk redakan bayi demam baiknya berupa:

  • Hidangan hangat, tidak pedas, setengah padat, dan lembut.
  • Mudah dicerna.
  • Makanan dengan protein lebih tinggi.
  • Makanan yang kaya kalsium, natrium, zat besi, vitamin C, vitamin A, dan vitamin B.
  • Hindari minyak, mentega, makanan berserat tinggi.
  • Hindari makanan dingin.

Mengutip Parentune, berikut adalah makanan untuk redakan bayi demam:

  1. ASI: tidak hanya membantu mencegah dehidrasi, tetapi juga memberi bayi semua nutrisi penting, termasuk antibodi. Selain itu, tindakan menyusui menghibur bayi Anda saat mereka menderita demam.
  2. Sup: sup ayam dengan sayuran membantu mengurangi rasa lelah dan memberikan nutrisi penting pada tubuh bayi. Jangan lupa cuci bersih sayuran sebelum dimasak dengan bumbu secukupnya. Saat sudah matang bisa disajikan kepada bayi dalam bentuk dihaluskan.
  3. Buah-buahan: berikan buah-buahan yang kaya vitamin C, seperti jeruk, apel, dan pisang yang dihaluskan.
  4. Bubur: rendah kalori, bergizi, dan mudah dicerna.
  5. Oatmeal: sangat bergizi, ringan, dan mudah dicerna.
  6. Telur rebus: makanan tinggi protein ini akan memabntu meningkatkan jumlah sel darah putih.
  7. Cairan: air mineral, jus buah (tanpa tambahan gula), dan air kelapa, akan membantu bayi tetap terhidrasi dengan baik.

Baca juga: 3 Perbedaan Gejala Demam Berdarah (DBD) dan Tipes

Kapan ke dokter untuk redakan bayi demam?

Mengutip IDAI, secara umum bayi demam harus dibawa ke dokter, jika:

  1. Usia anak kurang dari 3 bulan tanpa memandang keadaan anak secara umum.
  2. Anak usia 3-36 bulan yang demam lebih dari 3 hari atau terdapat tanda bahaya.
  3. Anak usia 3-36 bulan dengan demam yang tinggi (lebih dari atau sama dengan 39 Celcius).
  4. Anak semua usia yang suhunya lebih dari 40 Celcius.
  5. Anak semua usia dengan kejang demam
  6. Anak semua usia yang demam berulang lebih dari 7 hari walaupun demam hanya berlangsung beberapa jam saja.
  7. Anak semua usia dengan penyakit kronik, seperti penyakit jantung, kanker, lupus, penyakit ginjal.
  8. Anak yang demam disertai ruam.

Sementara bayi demam harus sesegera mungkin dibawa ke dokter, jika ditemui tanda-tanda bahaya sebagai berikut:

  1. Tidak merespons atau susah dibangunkan atau tidak bisa bergerak.
  2. Kesulitan bernafas.
  3. Bibir, lidah, dan kuku nampak kebiruan.
  4. Ubun-ubun terlihat membonjol atau cekung.
  5. Ada kekakuan di leher.
  6. Nyeri kepala hebat.
  7. Nyeri perut hebat atau muntah-muntah.
  8. Terdapat ruam atau bintik-bintik berwarna keunguan seperti memar.
  9. Tidak mau makan atau minum dan terlihat terlalu lemah untuk minum.
  10. Menangis terus-menerus.
  11. Anak gelisah.
  12. Posisi tubuh condong ke depan dan tidak dapat mengontrol air liur.
  13. Buang air kecil menjadi sedikit atau jarang.

Baca juga: Apakah Demam Berdarah (DBD) Menular?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau