KOMPAS.com - Bayi dianggap lahir prematur ketika persalinan terjadi sebelum usia kandungan menginjak 37 minggu.
Bayi lahir prematur acapkali mengalami beberapa komplikasi kesehatan. Seperti sesak napas, gangguan jantung, otak, metabolisme, atau daya tahan tubuh.
Semakin dini bayi lahir dari hari perkiraan lahir (HPL), risiko terjadinya komplikasi kesehatan semakin tinggi.
Baca juga: Penyebab dan Perawatan Bayi Prematur
Kebanyakan kelahirkan prematur terjadi ketika kandungan ibu hamil memasuki usia 34-36 minggu, atau berada di fase prematur akhir.
Namun, di beberapa kasus yang jarang terjadi, bayi lahir prematur ekstrem pada usia kandungan ibu hamil belum genap 25 minggu.
Kenali beberapa penyebab bayi lahir prematur dan cara mencegahnya sebagai berikut.
Penyebab bayi lahir prematur belum diketahui secara pasti. Namun, faktor risiko yang meningkatkan peluang ibu melahirkan bayi prematur. Melansir Tommy’s, berikut beberapa di antaranya:
Jika ibu hamil dengan riwayat melahirkan bayi prematur berisiko lebih tinggi melahirkan bayi secara prematur.
Rendahnya kadar hormon Pregnancy Associated Plasma Protein-A (PAPP-A) yang diproduksi plasenta pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur dan preeklamsia pada ibu hamil.
Ibu hamil dengan komplikasi kehamilan plasenta previa atau kondisi ari-ari (plasenta) berada di bagian bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir bayi juga rawan melahirkan bayi prematur.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.