KOMPAS.com - Nyamuk memang salah satu binatang yang mendatangkan penyakit, salah satunya chikungunya atau disebut juga flu tulang.
Dibandingkan orang dewasa, anak-anak yang terkena penyakit chikungunya rentan mengalami sakit yang lebih parah.
Mengutip Baby Center, bayi yang baru lahir dan anak-anak yang sudah memiliki kondisi medis buruk kemungkinan besar bisa mengalami komplikasi parah, seperti pembengkakan otak.
Baca juga: 7 Gejala Chikungunya yang Pantang Disepelekan
Chikungunya adalah penyakit dari virus yang dibawa nyamuk dan pertama kali dijelaskan selama wabah di Tanzania selatan pada 1952.
Nama "chikungunya" berasal dari sebuah kata dalam bahasa Kimakonde, yang berarti "menjadi berkerut" dan menggambarkan penampilan bungkuk penderita nyeri sendi (artralgia).
Spesies nyamuk yang berperan dalam penyebaran penyakit chikungunya ini adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sebagaimana yang dikutip dari WHO.
Kedua spesies tersebut juga dapat menularkan virus lain yang dibawa nyamuk, termasuk virus demam berdarah dan virus Zika.
Mengutip Only My Health, nyamuk pembawa penyakit chikungunya ini umumnya beredar selama musim hujan seperti saat ini.
Ia berkembang biak di dekat air yang tergenang dan penyakitnya menyebar cepat di daerah padat penduduk.
Nyamuk chikungunya ini biasanya menggigit pada siang hari.
Baca juga: Apa Penyebab Chikungunya?
Mengutip Only My Health, gejala chikungunya pada anak-anak sangat berbeda dari orang dewasa.
Beberapa anak tidak menunjukkan gejala apapun meski sudah terinfeksi karena secara alami kekebalan mereka cenderung masih kuat.
Selain itu, gejala utama penyakit chikunggunya yang sering muncul pada anak-anak berupa ruam kulit dan bukan nyeri sendi, seperti orang dewasa.
Mengutip Baby Center, chikungunya memang tidak selalu memiliki gejala pada anak-anak. Jika gejala muncul, itu biasanya termasuk berikut ini:
Ruam chikungunya biasanya muncul di lengan, punggung dan bahu dan kadang-kadang di seluruh tubuh.