KOMPAS.com - Jerawat di sekitar area genital wanita adalah kondisi umum yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Tumbuhnya jerawat ini mungkin tidak nyaman dan menjengkelkan, tetapi tidak serius dalam banyak kasus.
Jerawat vagina mirip dengan jerawat yang terjadi di area tubuh lainnya.
Ada beberapa penyebab jerawat di vagina, berikut ini seperti dilansir dari Medical News Today.
Baca juga: Bisul di Vagina, Kenali Penyebab dan Cara Mengobatinya
Dermatitis kontak adalah jenis eksim yang disebabkan oleh kontak kulit dengan alergen atau iritan.
Banyak kasus jerawat vagina adalah dermatitis kontak di area genital.
Iritasi dan alergen umum yang berkontribusi terhadap jerawat vagina meliputi:
Penyebab lain yang sangat umum dari jerawat vagina adalah folikulitis, yakni infeksi dan peradangan pada folikel rambut.
Folikel adalah rongga kulit kecil tempat rambut tumbuh, setiap rambut di tubuh tumbuh dari folikelnya sendiri.
Folikulitis dapat terjadi karena:
Baca juga: Kondom Tertinggal di dalam Vagina, Bagaimana Mengatasinya?
Juga disebut hidradenitis suppurativa, jerawat inversa adalah penyakit kulit inflamasi kronis yang mempengaruhi kelenjar keringat di selangkangan dan di bawah payudara.
Jerawat inversa ditandai dengan bintik-bintik berulang dan luka yang berisi nanah.
Ini tidak sembuh dengan mudah dan dapat meninggalkan bekas luka.
Moluskum kontagiosum adalah infeksi virus yang ditandai dengan lesi yang dapat terjadi di mana saja di tubuh, termasuk area vagina.
Pertumbuhannya, yang disebut Mollusca, biasanya kecil, menonjol, dan berwarna putih.
Mereka bisa terlihat seperti mutiara dan memiliki lesung pipi di tengahnya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan bahwa kondisi ini biasanya hilang dalam 6-12 bulan, tetapi bisa memakan waktu hingga 4 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.