KOMPAS.com - Manajemen diabetes adalah proses seumur hidup. Hal ini dapat menambah stres dalam kehidupan sehari-hari Anda.
Padahal, stres dapat menjadi penghalang utama untuk mengontrol glukosa secara efektif.
Hormon stres dalam tubuh dapat secara langsung mempengaruhi kadar glukosa.
Seain memicu berbagai penyakit kronis, stres berkepanjangan juga berpengaruh besar pada pengelolaan gejala diabetes.
Baca juga: 10 Penyebab Darah Haid Sedikit, Bisa Faktor Usia sampai Penyakit
Jika Anda mengalami stres atau merasa terancam, tubuh akan berekasi dalam mode "foght or flight".
Hal ini bisa ini meningkatkan kadar hormon stres dan menyebabkan sel-sel saraf di tubuh menegang.
Selama respons ini, tubuh melepaskan adrenalin dan kortisol ke dalam aliran darah. Tingkat pernapasan juga meningkat selama stres.
Selain itu, tubuh akan mengarahkan darah ke otot dan anggota badan lainnya untuk memungkinkan Anda melawan situasi.
Pada penderita diabetes, tubuh tidak bisa memproses glukosa yang dilepaskan oleh sel-sel saraf yang menegang saat stres.
Akibatnya, glukosa tidak bisa diubah menjadi energi dan akan menumpuk di aliran darah.
Lambat laun, hal ini akan membuat Anda lelah secara mental dan fisik yang akan semakin mempersulis Anda untuk mengelola gejala diabetes.
Stres dapat mempengaruhi orang secara berbeda. Jenis stres yang Anda alami juga dapat berdampak pada respons fisik tubuh Anda.
ketika penderita diabetes tipe 2 berada dalam kondisi stres, biasanya tubuh mereka akan mengalami peningkatan kadar gula dalam arah.
Orang dengan diabetes tipe 1 mungkin memiliki respons yang lebih bervariasi. Dengan kata lain, saat stres penderita diabetes tipa 1 bisa saja mengalami peningkatan atau penurunan tekanan darah.
Saat Anda berada di bawah tekanan fisik, misalnya saat sakit atau terluka, gula darah Anda juga bisa meningkat.