Kebanyakan mie instan mengandung bahan tambahan yang dikenal sebagai monosodium glutamat (MSG), yang umum digunakan untuk meningkatkan rasa pada makanan olahan.
Mengutip Healthline, meski MSG dinyatakan aman dikonsumsi, beberapa penelitian telah mengaitkan konsumsi MSG yang sangat tinggi dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan, seperti:
Namun, penelitian lain tidak menemukan hubungan antara berat badan dan MSG ketika orang mengonsumsinya dalam jumlah sedang.
Beberapa penelitian juga menunjukkan MSG dapat berdampak negatif terhadap kesehatan otak.
Satu studi tabung reaksi menemukan bahwa MSG dapat menyebabkan pembengkakan dan kematian sel-sel otak dewasa.
Meskipun MSG kemungkinan aman dikonsumsi dalam jumlah sedang, beberapa orang mungkin memiliki kepekaan terhadap MSG dan harus membatasi asupan itu.
Kondisi tersebut dikenal sebagai gejala kompleks MSG.
Penderita mungkin mengalami gejala, seperti:
Baca juga: Bukan Mi Instan, Begini Stok Makanan Sehat saat Corona Merebak
Mengutip Healthline, beberapa penelitian telah menemukan bahwa konsumsi mie instan secara teratur dapat dikaitkan dengan kualitas pola makan yang buruk secara keseluruhan.
Sebuah penelitian membandingkan pola makan konsumen mie instan dan konsumen non-mie instan.
Konsumen mie instan secara signifikan mereka mengalami penurunan asupan:
Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa konsumen mie instan mengalami peningkatan asupan natrium dan kalori dibandingkan dengan konsumen non-mie instan.
Mie instan juga dapat meningkatkan risiko mengembangkan sindrom metabolik, suatu kondisi yang meningkatkan risiko:
Sebuah studi 2014 mengamati pola makan 10.711 orang dewasa.
Ditemukan bahwa makan mie instan setidaknya 2 kali seminggu meningkatkan risiko sindrom metabolik pada wanita.