Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Cara Mencegah Infeksi Cacing Kremi pada Anak

Kompas.com - 11/02/2022, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Infeksi cacing kremi adalah salah satu jenis infeksi cacing usus manusia yang paling umum, tetapi bisa dicegah.

Mengutip Healthline, cacing kremi paling sering menginfeksi anak-anak usia 5-10 tahun atau orang yang kontak dekat dengan orang terinfeksi.

Lalu, bagaimana cara mencegah infeksi cacing kremi pada anak?

Cara terbaik untuk mencegah infeksi cacing kremi pada anak dan terjadinya infeksi ulang adalah dengan menjaga kebersihan sebagai rutinitas sehari-hari dan mendorong anggota keluarga lainnya untuk melakukan hal yang sama.

Baca juga: Infeksi Cacing Kremi

Mengutip WebMD, telur cacing kremi dapat hidup di permukaan benda atau tangan selama 2 sampai 3 minggu.

Beberapa praktik untuk menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi cacing kremi pada anak, meliputi:

  1. Cacing kremi bertelur di malam hari. Sehingga, cuci area anus anak di pagi hari untuk mengurangi jumlah telur cacing kremi di tubuh. Mandi untuk mencegah kemungkinan kontaminasi ulang dalam air mandi.
  2. Jangan biarkan anak mandi bersama dengan sembarangan dan berbagi handuk dengan orang lain.
  3. Ganti pakaian dalam anak setiap hari. Ini membantu menghilangkan telur.
  4. Cuci seprai, baju tidur, pakaian dalam, waslap, dan handuk anak serta anggota kelurga dengan air panas untuk membunuh telur cacing kremi. Keringkan dengan suhu tinggi.
  5. Jangan biarkan anak menggaruk area anus secara langsung. Potong kuku anak, sehingga ada lebih sedikit ruang untuk telur cacing telur berkumpul.
  6. Hindari anak membiasakan diri mengisap jari tangan dan menggigit kuku.
  7. Biasakan diri untuk rajin cuci tangan dengan sabun dan air setelah menggunakan kamar mandi, mengganti popok, dan sebelum memegang makanan. Ajarkan anak untuk melakukan hal yang sama.

Baca juga: Infeksi Cacing Tambang

Faktor risiko

Mengutip WebMD, siapapun bisa terkena infeksi cacing kremi. Namun, individu yang lebih berisiko terinfeksi, yaitu:

  • Anak berusia antara 5-10 tahun
  • Seseorang yang tinggal bersama atau merawat anak kecil
  • Seseorang yang tinggal di tempat yang ramai, seperti rumah sakit atau penjara
  • Seseorang yang suka mengisap ibu jari atau menggigit kuku
  • Seseorang yang tidak rajin mencuci tangan

Gejala

Mengutip Healthline, anak yang terinfeksi cacing kremi biasanya menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:

  • Gatal yang sering dan kuat di daerah anus
  • Tidur tidak nyenyak karena anus gatal
  • Nyeri, ruam, atau iritasi kulit lainnya di sekitar anus
  • Adanya cacing kremi di area anus
  • Adanya cacing kremi dalam tinja.

Baca juga: Benarkah Obat Cacing Ivermectin Bisa Mengobati Covid-19?

Infeksi cacing kremi sangat menular. Seseorang yang terinfeksi cacing kremi biasanya karena menelan atau menghirup telur cacing kremi secara tidak sengaja.

Begitu telur masuk ke tubuh, cacing kremi tetap berada di usus sampai menetas dan matang.

Saat dewasa, cacing kremi betina pindah ke usus besar dan keluar dari tubuh melalui anus pada malam hari.

Cacing kremi betina bertelur di lipatan kulit di sekitar anus dan kemudian kembali ke usus besar.

Kehadiran telur cacing kremi ini sering menyebabkan gatal dan iritasi pada anus.

Ketika seseorang menggaruk daerah yang terinfeksi, telur cacing kremi berpindah ke jari.

Telur cacing kremi di tangan kemudian dapat menyebar ketika orang yang terinfeksi menyentuh benda-benda rumah tangga, seperti tempat tidur, pakaian, kursi toilet, atau mainan, telur akan berpindah ke benda-benda tersebut.

Telur cacing kremi dapat bertahan hidup di permukaan benda itu hingga 3 minggu.

Baca juga: 8 Makanan untuk Cerdaskan Anak Sejak dalam Kandungan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau