PID dapat meningkatkan risiko infertilitas atau kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi degan kondisi sel telur menanamkan dirinya di luar rahim.
Mengutip Compass Care, aborsi menyebabkan melemahnya serviks, sehingga meningkatkan risiko wanita melahirkan prematur di masa depan.
Baca juga: Apa itu Mimpi Basah dan Artinya Bagi Kesehatan Reproduksi?
Dua penelitian menunjukkan bahwa satu pengalaman aborsi yang diinduksi meningkatkan risiko kelahiran prematur di kehamilan berikutnya, yaitu sebesar antara 25-27 persen.
Setelah dua atau lebih aborsi, risiko seorang wanita untuk melahirkan prematur meningkat antara 51-62 persen.
Sebuah penelitian di Kanada pada 2013 menemukan bahwa wanita yang melakukan aborsi memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk memiliki anak prematur yang sangat dini (kehamilan 26 minggu).
Kelahiran prematur membawa risiko kesehatan yang serius bagi bayinya.
Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu memiliki peluang yang jauh lebih rendah untuk hidup hingga dewasa.
Bayi yang bertahan hidup memiliki risiko kecacatan serius yang signifikan, termasuk:
Baca juga: 7 Penyakit yang Mengintai Sistem Reproduksi Wanita
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.