KOMPAS.com - Apakah Anda pernah tiba-tiba lupa akan melakukan aktivitas apa padahal baru saja Anda mempersiapkannya? Atau Anda sering lupa menaruh kunci rumah Anda?
Yah, kehilangan ingatan semacam itu umum terjadi dan biasanya memang ada penyebab khusus.
Menurut neuropsikologi Aaron Bonner Jackson, lupa ingatan biasanya terjadi karena penyakit alzheimer.
Akan tetapi, tidak semua penyebab pikun atau lupa ingatan terjadi karena penyait tersebut.
Baca juga: 11 Penyebab Mata Panda, Tak Selalu Kurang Tidur
Setiap penyebab lupa ingatan atau pikun ada memiliki cara tersendiri dalam mengatasinya. Berikut berbagai penyebab lupa ingatan tersebut:
Orang yang mengalami depresi atau kecemasan mungkin merasa lebih sulit untuk mengingat kenangan, peristiwa, atau fakta tertentu.
"Beberapa penelitian juga mengaitkan stres kronis dengan peradangan otak," ucap Bonner Jackson
Beberapa penelitian telah menyimpulkan bahwa depresi mungkin merupakan salah satu dari beberapa tanda peringatan dini demensia.
“Baik demensia maupun depresi dapat menyebabkan berkurangnya materi abu-abu di otak. Materi abu-abu bertanggung jawab atas memori dan emosi," tambahnya.
Ganguan pada tiroid juga bisa memicu gejala kognitif. Tiroid adalah kelenjar yang bentuknya seperti kupu-kupu.
Kelenjar tersebut menghasilkan hormon utama tubuh yang mengatur fungsi organ, termasuk otak.
“Kondisi tiroid dapat menyebabkan hilangnya ingatan dan kabut otak,” kata Bonner-Jackson.
Gula darah adalah sumber bahan bakar utama tubuh. Jika gula darah tidak seimbang, hal tersebut bisa memengaruhi fungsi tubuh.
“Seiring waktu, terlalu banyak gula darah dapat merusak otak. Sebaliknya, terlalu sedikit gula darah dapat menyebabkan hipoglikemia, yang dalam kasus yang parah menyebabkan kebingungan," ucap Bonner-Jackson.
Diabetes juga dapat merusak pembuluh darah, meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
"Tanpa aliran darah yang tepat ke otak Anda, ingatan Anda bisa terganggu," tambahnya.
Baca juga: Riset Buktikan Pentingnya Sentuhan Fisik dan Kontak Mata Bagi Tubuh
Sekitar 20 persen hingga 30 persen orang yang positif Covid-19 mengalami gejala yang bertahan lama.
Salah satu gejala tersebut adalah masalah ingatan, terutama saat menyimpan dan mengingat ingatan baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.