Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/03/2022, 16:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Lumpuh otak atau Cerebral Palsy adalah gangguan yang mempengaruhi gerakan dan tonus otot atau postur tubuh.

Mengutip Mayo Clinic, gangguan ini terjadi karena perkembangan otak yang tidak normal atau kerusakan pada otak yang sedang berkembang.

Lumpuh otak paling sering terjadi pada bayi yang belum lahir atau sejak masih dalam kandungan.

Sebagian kasusnya lagi, terjadi saat awal kelahiran bayi.

Baca juga: Apa Itu Penuaan Otak?

Banyak faktor yang dapat menyebabkan munculnya kondisi lumpuh otak. Beberapa di antara penyebab lumpuh otak termasuk:

  1. Mutasi gen: mengakibatkan kelainan genetik atau perbedaan perkembangan otak.
  2. Infeksi pada ibu hamil: mempengaruhi janin yang sedang berkembang.
  3. Stroke janin: gangguan suplai darah ke otak yang sedang berkembang.
  4. Pendarahan ke otak di dalam rahim atau saat bayi baru lahir.
  5. Infeksi pada bayi: menyebabkan peradangan di dalam atau di sekitar otak.
  6. Cedera kepala traumatis pada bayi: seperti dari kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh atau kekerasan fisik.
  7. Kurangnya pasokan oksigen ke otak bayi selama persalinan atau kelahiran yang sulit, meskipun asfiksia terkait kelahiran jauh lebih jarang menjadi penyebab lumpuh otak.

Baca juga: Perkembangan Otak Janin Dimulai pada Usia Berapa?

Faktor risiko

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seorang anak mengalami lumpuh otak.

Mengutip CDC, beberapa faktor risiko lumpuh otak pada anak meliputi:

1. Berat badan lahir rendah

Anak-anak yang berat badannya kurang dari 2.500 gram saat lahir, terlebih yang berat badannya kurang dari 1.500 gram, memiliki peluang lebih besar untuk mengalami lumpuh otak.

2. Kelahiran prematur

Anak yang lahir sebelum minggu ke-37 kehamilan, terutama jika mereka lahir sebelum minggu ke-32 kehamilan, memiliki peluang lebih besar untuk mengalami lumpuh otak.

Perawatan intensif untuk bayi prematur telah meningkat pesat selama beberapa dekade terakhir.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com