Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2022, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - SIDS adalah kepanjangan dari Sudden Infant Death Syndrome atau diartikan sindrom kematian bayi mendadak.

Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) ini harus diwaspadai oleh para orangtua karena biasanya terjadi saat bayi tertidur.

Hal tersebut membuat SIDS juga dikenal sebagai kematian buaian.

Mengutip Healthline, SIDS adalah ketika bayi yang tampaknya sehat meninggal secara tiba-tiba, tidak terduga, dan tidak ada penjelasan tentang penyebab kematiannya.

Kondisi langka ini umum dialami oleh anak usia 1 bulan sampai 1 tahun.

Sementara paling sering dialami oleh anak usia 2-4 bulan.

Mengenai gejala, SIDS tidak memiliki gejala yang nyata.

Sindrom kematian bayi mendadak terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga pada bayi yang tampak sehat.

Baca juga: Apa Itu Sindrom Kematian Mendadak pada Orang Dewasa?

Penyebab dan faktor risiko

Mengutip Healthline, penyebab sindrom kematian bayi mendadak tidak diketahui, tetapi para ilmuwan sedang mencari beberapa penyebab potensial.

Beberapa kemungkinan penyebab potensial yang dicurigai meliputi:

  • Apnea (periode berhenti bernapas saat tidur)
  • Kelainan otak di area yang mengontrol pernapasan.

Meskipun penyebabnya belum diketahui, SIDS memang memiliki beberapa faktor risiko.

Mengutip Mayo Clinic, faktor risiko yang menyebabkan SIDS bisa berdiri maupun gabungan.

Perlu dicatat bahwa faktor risiko bervariasi terhadap masing-masing anak.

Beberapa faktor risiko tersebut meliputi:

  • Cacat otak: beberapa bayi dilahirkan dengan gangguan fisik yang membuat mereka lebih mungkin meninggal karena SIDS. Pada banyak bayi tersebut, bagian otak yang mengontrol pernapasan dan bangun tidur belum cukup matang untuk bekerja dengan baik.
  • Berat badan lahir rendah: bayi lahir prematur atau menjadi bagian dari kelahiran ganda meningkatkan kemungkinan bahwa otak bayi belum matang sepenuhnya, sehingga ia kurang memiliki kendali atas proses otomatis, seperti pernapasan dan detak jantung.
  • Infeksi pernafasan: banyak bayi yang meninggal karena SIDS baru-baru ini menderita pilek, yang mungkin menyebabkan masalah pernapasan.
  • Tidur tengkurap atau miring: bayi yang ditempatkan dalam posisi ini untuk tidur mungkin akan mengalami kesulitan bernapas.
  • Tidur di permukaan yang terlalu lembut: berbaring telungkup di atas selimut empuk, kasur empuk, atau kasur air dapat menghalangi jalan napas bayi.
  • Berbagi tempat tidur: risiko meningkat jika bayi tidur di tempat tidur yang sama dengan orang tua, saudara kandung, atau hewan peliharaan.
  • Terlalu panas: terlalu hangat saat tidur dapat meningkatkan risiko SIDS pada bayi.

Baca juga: Picu Kematian Mendadak, Ini Penyebab Henti Jantung di Usia Muda

Mengutip Mayo Clinic, meskipun sindrom kematian bayi mendadak dapat menyerang bayi mana pun, para peneliti telah mengidentifikasi beberapa bayi lebih berisiko bayi karena:

  • Janis kelamin: anak laki-laki sedikit lebih mungkin meninggal karena SIDS.
  • Usia: bayi paling rentan antara bulan kedua dan keempat kehidupan.
  • Ras: untuk alasan yang tidak dipahami dengan baik, bayi dari ras non-kulit putih lebih mungkin mengembangkan SIDS.
  • Riwayat keluarga: bayi yang memiliki saudara kandung atau sepupu meninggal karena SIDS, berisiko lebih tinggi terkena SIDS.
  • Paparan asap rokok: bayi yang tinggal dengan perokok memiliki risiko SIDS yang lebih tinggi.
  • Lahir prematur: bayi yang lahir prematur dan memiliki berat badan lahir rendah meningkatkan kemungkinan bayi mengalami SIDS.

Selama kehamilan, ibu juga memengaruhi risiko bayi mengalami SIDS, terutama jika:

  • Lebih muda dari 20 tahun
  • Perokok
  • Pengguna narkoba atau alkohol
  • Memiliki perawatan prenatal yang tidak memadai.

Baca juga: Faktor Risiko dan Cara Cegah Sindrom Kematian Mendadak pada Bayi

Cara mengurangi risiko

Mengutip Healthline, sindrom kematian bayi mendadak tidak memiliki penyebab yang diketahui, sehingga tidak bisa dicegah.

Namun, SIDS memiliki banyak faktor risiko yang sebagian bisa dihindari atau dikurangi.

Faktor risiko yang paling krusial dan bisa dihindari adalah menempatkan bayi di bawah usia 1 tahun tidur dengan posisi tengkurap atau menyamping.

Orangtua perlu memperhatikan untuk bayi usia tersebut hanya aman ditidurkan dengan posisi terlentang, baik di siang atau malam hari.

Kemudian, risiko lainnya yang bisa dihindari orangtua adalah:

Bayi jangan tidur di permukaan yang terlalu halus

Mengutip Mayo Clinic, bayi lebih baik ditidurkan di permukaan kasur yang apa adanya.

Tidak perlu ada tambahan bantalan tebal dan halus, seperti kulit domba dan selimut tebal.

Jangan tinggalkan bantal, mainan berbulu halus, atau boneka binatang di tempat tidur bayi.

Apalagi, posisi bayi tidur di atasnya dalam posisi tengkurap atau miring.

Baca juga: Bagaimana Benturan di Kepala Bisa Sebabkan Kematian?

Jangan biarkan bayi terlalu panas

Mengutip Mayo Clinic, memang perlu menjaga kehangatan tubuh bayi, tetapi disarankan untuk tidak memberikan selimut tambahan pada si kecil.

Apalagi, menyelimuti bayi hingga atas kepalanya.

Untuk menghindari risiko bayi kepanasan dan mengurangi potensi terjadinya SIDS, bayi cukup dipakaikan pakaian hangat.

Biarkan bayi tidur di kasur khusus

Mengutip Mayo Clinic, setidaknya bayi baru lahir hingga usia 1 tahun tidur di kasur khusus bayi, tidak bercampur bersama orangtua.

Sebab untuk menghindari orangtua tanpa sengaja bergerak menindihi bayi, menutup hidup atau mulutnya, yang membuat si kecil sulit bernapas.

Selain itu, untuk menghindari bayi jatuh terguling atau terjepit di sela-sela kasur dan dinding.

Dot

Mengutip Mayo Clinic, jika dot jatuh dari mulut bayi saat tidur, jangan masukkan kembali. Orangtua juga harus menghindari dot dilingkarkan pada leher bayi saat tidur.

Menyusui bayi

Mengutip Mayo Clinic, memberikan ASI kepada bayi dapat menurunkan risiko SIDS.

Baca juga: Apakah Penyakit Tipes Bisa Menyebabkan Kematian?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com