Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Sindrom Kematian Mendadak pada Orang Dewasa?

Kompas.com - 28/03/2022, 08:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi kematian mendadak pada orang dewasa ketika tengah tidur lelap.

Kasus itu disebut sudden arrhythmic death syndrome (SADS) yang dikenal juga sebagai sindrom kematian mendadak. Apa itu sindrom kematian mendadak?

Mengutip BHF, sindrom kematian mendadak didefinisikan sebagai kematian yang terjadi secara tiba-tiba akibat serangan jantung, tetapi penyabab henti jantung tidak dapat ditemukan.

Baca juga: Picu Kematian Mendadak, Ini Penyebab Henti Jantung di Usia Muda

Henti jantung adalah ketika jantung tiba-tiba berhenti memompa darah ke seluruh tubuh.

Gejala serangan jantung saat tidur, seperti nyeri dada dan muncul keringat dingin penting dikenali untuk dapat dikonsultasikan segera dengan dokter.

Henti jantung menghentikan pernapasan dan membuat otak kekurangan oksigen.

Irama jantung kita (yang mengontrol detak jantung Anda) dikendalikan oleh impuls listrik.

Jika impuls listrik salah, dapat menyebabkan terjadinya irama jantung abnormal, yang dikenal sebagai aritmia.

Beberapa aritmia bisa menyebabkan serangan jantung berbahaya, jika tidak ditangani segera.

Irama jantung dan impuls listrik itu hilang setelah kematian, sehingga irama jantung abnormal tidak dapat ditemukan dan struktur jantung tampak normal.

Itulah sebabnya mengapa penyebab serangan jantung tidak dapat ditemukan dan sindrom kematian mendadak dapat didiagnosis.

Baca juga: Faktor Risiko dan Cara Cegah Sindrom Kematian Mendadak pada Bayi

Bagaimana sindrom kematian mendadak didiagnosis?

Mengutip BHF, setelah kematian mendadak pihak berwenang biasanya akan meminta pemeriksaan post-mortem untuk mengetahui penyebab kematian.

Sebuah post-mortem biasanya terjadi dalam waktu 2-3 hari kerja setelah kematian.

Selama pemeriksaan post-mortem, ahli patologi (dokter terlatih dalam studi penyakit) akan mencari kondisi yang dapat menyebabkan kematian, seperti:

  • Penyakit jantung koroner
  • Serangan jantung
  • Gagal jantung
  • Gumpalan di paru-paru.

Jika ahli patologi tidak dapat menemukan penyebab kematian yang jelas, mereka dapat melakukan tes lebih lanjut, seperti:

  • Melihat jaringan organ
  • Melakukan tes untuk obat-obatan atau narkoba dalam tubuh
  • Meminta penilaian ahli patologi jantung.

Koroner kemudian akan memutuskan penyebab kematian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com