KOMPAS.com - Kurang tidur mungkin sudah umum diketahui itu tidak baik untuk kesehatan, lalu apakah tidur berlebihan itu baik?
Mengutip Healthline, pedoman tidur manusia menurut National Sleep Foundation sebagai berikut:
Baca juga: Mengapa Penderita Depresi Rentan Tidur Berlebihan?
Tidur berlebihan sebenarnya adalah gangguan medis yang disebut hipersomnia. Kondisi ini mempengaruhi sekitar 2 persen orang.
Orang dengan hipersomnia mungkin memerlukan sebanyak 10-12 jam tidur per malam untuk merasa puas.
Hipersomnia biasanya dimulai pada masa kanak-kanak, di mana faktor gaya hidup kemudian dapat berperan.
Mengutip Medical News Today, orang dengan tidur berlebihan merupakan orang yang secara teratur mendapatkan lebih banyak tidur dari pada yang dibutuhkan tubuh.
Tidur berlebihan tidak mengacu pada tidur ekstra yang dibutuhkan orang saat mereka pulih dari penyakit, olahraga ekstrem, atau masalah terkait perjalanan, seperti jet lag.
Baca juga: Sindrom Putri Tidur, Gangguan Langka yang Sebabkan Tidur Berlebihan
Mengutip WebMD, tidur berlebihan merupakan gangguan medis yang memiliki potensi efek samping sebbagai berikut:
Penelitian telah menunjukkan bahwa tidur berlebihan maupun kurang tidur setiap malam dapat meningkatkan risiko diabetes.
Tidur berlebihan atau terlalu sedikit juga bisa meningkatkan berat badan.
Satu studi menunjukkan bahwa orang yang tidur selama 9-10 jam setiap malam, 21 persen lebih mungkin menjadi gemuk selama periode 6 tahun dibandingkan orang yang tidur antara 7-8 jam.
Hubungan antara tidur dan obesitas tetap sama bahkan ketika asupan makanan dan olahraga diperhitungkan.
Baca juga: Bahaya Makan Sebelum Tidur
Bagi sebagian orang yang rentan sakit kepala, tidur lebih lama dari biasanya di akhir pekan atau liburan bisa menyebabkan sakit kepala.
Para peneliti percaya karena hal tersebut mempengaruhi neurotransmiter tertentu di otak, termasuk serotonin.
Orang yang tidur berlebihan di siang hari dan mengganggu tidur malam mereka mungkin juga mengalami sakit kepala di pagi hari.
Para ahli meyakini orang yang mengalami sakit punggung ada kaitannya dengan kuantitas tidur dan tingkat aktivitasnya.
Sehingga, direkomendasikan untuk orang tersebut tidak tidur berlebihan dan melakukan olahraga rutin.
Baca juga: 10 Penyebab Mendengkur saat Tidur, Bisa Jadi Tanda Penyakit
Sekitar 15 persen orang dengan depresi ternyata memiliki kebiasaan tidur berlebihan.
Tidur berlebihan itu pada gilirannya dapat memperburuk depresi mereka.
Kebiasaan tidur normal yang teratur penting untuk proses pemulihan depresi.
Studi Nurse's Health melibatkan hampir 72.000 wanita.
Analisis data yang cermat dari penelitian itu menunjukkan bahwa wanita yang tidur berlebihan 9-11 jam per malam, 38 persen lebih mungkin memiliki penyakit jantung koroner dari pada wanita yang tidur 8 jam.
Namun, para peneliti belum mengidentifikasi alasan hubungan antara tidur berlebihan dan penyakit jantung.
Berbagai penelitian telah menemukan bahwa orang yang tidur 9 jam atau lebih semalam memiliki tingkat kematian yang jauh lebih tinggi dari pada orang yang tidur 7-8 jam semalam.
Tidak ada alasan khusus untuk korelasi ini yang telah ditentukan.
Namun, peneliti berspekulasi faktor depresi dan status sosial rendah dikaitkan dengan meningkatnya potensi kematian yang diamati pada orang-orang yang tidur berlebihan.
Baca juga: Hari Tidur Sedunia, Begini 6 Cara Meningkatkan Kualitas Tidur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.