Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/04/2022, 03:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Perubahan pola makan selama puasa tidak menutup kemungkinan memberikan efek samping bagi kesehatan kita.

Apalagi, jika kita tidak berhati-hati memilih jenis makanan dan porsi makanan saat sahur dan berbuka puasa.

Berikut efek samping potensial dari puasa:

Baca juga: Ketosis dan Manfaatnya yang Bisa Didapat dari Puasa

1. Mudah tersinggung

Puasa otomatis menimbulkan rasa lapar pada tubuh kita.

Mengutip Womens Health Mag, rasa lapar itu pada sebagian orang memberi efek samping yang membuat perasaan mudah tersinggung.

Perasaan mudah tersinggung itu bisa muncul karena tubuh tidak bisa mendapatkan makanan ketika telah memberikan sinyal bahwa ia lapar.

Oleh karenanya, puasa atau keadaan yang harus menahan diri tidak makan dan minum itu harus dilatih.

Bagi beberapa orang mungkin tidak mudah harus menahan rasa lapar seharian.

Perubahan suasana hati tersebut berpotensi tinggi terjadi terutama di awal-awal puasa.

Sebab, muncul dorongan energi atau motivasi yang serius dari tubuh untuk menyesuaikan diri selama puasa.

Baca juga: 6 Cara Mencapai Proses Ketosis, Salah Satunya dengan Puasa

2. Kelelahan atau kabut otak

Mengutip Womens Health Mag, saat puasa sangat mungkin menimbulkan efek samping menguap di pagi hari karena tubuh kurang nutrisi saat sahur dan berbuka puasa.

"Perhatikan asupan apa yang Anda berikan kepada tubuh," kata Alyssa Koens, ahli diet terdaftar dari perusahaan pelatihan penurunan berat badan Profile Sanford.

“Anda bisa makan apa yang Anda inginkan, tetapi Anda harus tetap mengisinya dengan makanan enak yang akan membuat Anda merasa sehat dan kuat,” terang Koens.

Mengutip buku "Resep Praktis; Sehat dan Fit Selama Berpuasa" (2016) oleh Yunita Indah Prasetyaningrum, SGz, MPH, makan sahur mencukupi 40 persen kebutuhan energi kita saat menjalankan puasa.

Prinsipnya, saat makan sahur adalah pilih makanan yang dicerna tubuh dalam waktu lama (lambat) atau tidak cepat diubah menjadi glukosa darah, yaitu karbohidrat kompleks.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau