Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/04/2022, 20:32 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa orang terkadang menambahkan telur mentah ke susu atau jamu sebagai minuman kesehatan.

Ada yang memakan telur mentah bersama dengan madu dan adapula yang mengonsumsinya secara mentah.

Padahal, mengonsumsi telur mentah bisa menimbulkan bahaya kesehatan.

Meski ada telur yang dijual dalam kondisi di pasteurirasi (dipanaskan untuk membunuh bakteri), memakannya mentah tetap saja berbahaya.

Baca juga: 10 Cara Mencegah Kanker Prostat, Perhatikan Gaya Hidup Sehat

Bahaya makan telur mentah

Menurut ahli diet Beth czerwony, mengonsumsi telur mentah bisa menimbulkan infeksi bakteri salmonella.

"Satu dari 20,000 telur mengandung salmonella. Karena itu, sebaiknya kita tidak memakan telur secara mentah," ucap dia.

Infeksi salmonella bisa memicu diare, kram perut, mual, muntah, dan dehidrasi.

"Anda benar-benar bisa memiliki beberapa masalah kesehatan yang parah," tambahnya.

Infeksi salmonella bisa menyerang siapa saja. Namun, hal ini rentan terjadi pada orang dengan sistem kekebalan lemah (seperti kanker, HIV atau AIDS) atau penyakit radang usus (seperti kolitis ulserativa atau penyakit Crohn).

Selain telur, infeksi salmonella bisa datang dari makanan yang tidak dicuci, daging mentah, dan makanan kemasan.

Adakah manfaat makan telur mentah

Telur adalah makanan kaya gizi. Bagian putihnya kaya akan protein dan tidak mengandung lemak.
Sementara itu, kuning telur kaya nutrisi dan mengandung lemak sehat serta vitamin A, D, dan E.
Kuning telur juga mengandung kolin, yang baik untuk mata Anda.

"Makan telur mentah memang mendatangkan manfaat dari semua kandungan nutrisi di dalamnya, Namun, risiko infeksi salmonella jauh lebih besar," ucap Czerwony.

Secara nutrisi, manfaat makan telur mentah sama dengan makan telur matang.

Daripada Anda mengalami risiko infeksi salmonella, sebaiknya masak terlebih dahulu telur yang akan dikonsumsi.

"Ada banyak makanan mengandung protein yang bisa menggantikan telur. Daripada menempatkan diri Anda pada risiko infeksi, sebaiknya masak telur yang akan dimakan atau ganti dengan protein lainnya," tambah Czerwony.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau