KOMPAS.com - Ketika mendekati persalinan akan muncul sejumlah tanda-tanda yang dirasakan oleh ibu hamil pada tubuhnya.
Mengutip buku "Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir" (2018) oleh Luh Putu Widiastini, SSiT., MKes, persalinan adalah suatu proses yang fisiologis, di mana terjadi pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup di luar kandungan.
Prosesnya dimulai dengan:
Baca juga: 4 Cara Untuk Menstimulasi dan Mempercepat Proses Persalinan
Lightening adalah kondisi kepala bayi yang sudah turun memasuki rongga panggul ibu, sebagai tanda siap keluar ke dunia.
Menjelang usia kehamilan 36 minggu pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala janin sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh:
Primigravida adalah seorang wanita mengalami masa kehamilan untuk pertama kalinya.
Masuknya kepala bayi kedalam pintu atas panggul, menyebabkan ibu merasakan:
Baca juga: Mengenal Apa Itu Metode ERACS dan Manfaatnya Usai Persalinan
Pada saat hamil muda, sering muncul tanda persalinan berupa kontraksi Braxton Hicks.
Kontraksi ini dirasakan sebagai keluhan karena terasa sakit dan mengganggu.
Kontraksi Braxton Hicks terjadi karena keseimbangan hormon estrogen, progesteron, mengalami perubahan, yang membuat terjadinya rangsangan dari hormon oksitosin.
Semakin tuanya umur kehamilan, produksi estrogen dan progesteron mulai berkurang, sehingga pengeluaran hormon oksitosin meningkat dan menimbulkan kontraksi lebih sering, yang disebut sebagai his permulaan (palsu).
Sifat his palsu, meliputi:
Baca juga: Mitos atau Fakta, Persalinan Normal Bikin Bentuk Vagina Berubah?
Kontraksi persalinan mempunyai sifat, sebagai berikut:
Dengan munculnya kontraksi persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan beberapa kondisi meliputi:
Pada beberapa kasus persalinan, kulit keruban bisa pecah terlebih dahulu yang menimbulkan keluarnya cairan.
Umumnya, kulit ketuban pecah menjelang pembukaan serviks lengkap (10 cm).
Jika kulit ketuban sudah pecah, tanda persalinan segera berlangsung dalam 24 jam.
Baca juga: Bahaya Rumput Fatimah untuk Persalinan, Ibu Hamil Perlu Tahu
Mengutip buku "Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir" (2012) oleh Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Vokasi UNS, tahapan persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu:
Dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap.
Berdasarkan kemajuan pembukaan, Kala I dibagi menjadi beberapa fase meliputi:
Baca juga: Tanda-tanda Fisik yang Sering Terjadi Jelang Hari Persalinan
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai lahirnya bayi, yang bisa melalui 3 macam persalinan, yaitu:
Mengutip buku "Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir" (2018) oleh Luh Putu Widiastini, SSiT., MKes, kala II ditandai dengan:
Pada primigravida kala II berlangsung 1-2 jam dan pada multigravida (wanita yang sudah hamil lebih dari satu kali) berlangsung 30 menit hingga 1 jam.
Baca juga: Dampak pada Janin Jika Air Ketuban Kurang dari Normal
Mengutip buku "Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir" (2018) oleh Luh Putu Widiastini, SSiT., MKes, kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri.
Dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan keluarnya plasenta dan selaput ketuban.
Seluruh proses biasanya berlangsung selama 5-30 menit setelah bayi lahir.
Masa 1-2 jam setelah plasenta keluar.
Mengutip buku "Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir" (2018) oleh Luh Putu Widiastini, SSiT., MKes, kala IV dimulai dari lahirnya plasentas sampai 2 jam setelah proses tersebut.
Selama kala IV, pemantauan dilakukan pada 1 jam pertama setiap 15 menit dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua.
Total pengawasan dilakukan sebanyak 6 kali selama 2 jam post partum (masa nifas).
Observasi yang harus dilakukan pada kala IV meliputi:
Pengawasan kala IV sangat penting, terutama untuk deteksi dini risiko atau kesiapan penolong mengantisipasi terjadinya komplikasi pendarahan pascapersalinan.
Baca juga: Apa Saja Fungsi Air Ketuban bagi Janin?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.