Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda-tanda Persalinan yang akan Dialami Ibu Hamil

Kompas.com - 12/04/2022, 16:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Ketika mendekati persalinan akan muncul sejumlah tanda-tanda yang dirasakan oleh ibu hamil pada tubuhnya.

Mengutip buku "Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir" (2018) oleh Luh Putu Widiastini, SSiT., MKes, persalinan adalah suatu proses yang fisiologis, di mana terjadi pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup di luar kandungan.

Prosesnya dimulai dengan:

  • Kontraksi uterus
  • Penipisan dan pembukaan serviks
  • Kelahiran bayi dan plasenta melalui jalan lahir atau jalan lain (abdomen).

Baca juga: 4 Cara Untuk Menstimulasi dan Mempercepat Proses Persalinan

Tanda persalinan sudah dekat

1. Terjadi lightening

Lightening adalah kondisi kepala bayi yang sudah turun memasuki rongga panggul ibu, sebagai tanda siap keluar ke dunia.

Menjelang usia kehamilan 36 minggu pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala janin sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh:

  • Kontraksi Braxton Hicks
  • Keregangan dinding perut
  • Ketegangan ligamentum rotundum
  • Gaya berat janin, di mana kepala janin mengalami penurunan.

Primigravida adalah seorang wanita mengalami masa kehamilan untuk pertama kalinya.

Masuknya kepala bayi kedalam pintu atas panggul, menyebabkan ibu merasakan:

  • Rasa sesak berkurang di bagian atas perut
  • Di bagian bawah perut terasa sesak
  • Kesulitasn berjalan
  • Lebih sering kencing (miksi)

Baca juga: Mengenal Apa Itu Metode ERACS dan Manfaatnya Usai Persalinan

2. Terjadi kontraksi permulaan (his palsu)

Pada saat hamil muda, sering muncul tanda persalinan berupa kontraksi Braxton Hicks.

Kontraksi ini dirasakan sebagai keluhan karena terasa sakit dan mengganggu.

Kontraksi Braxton Hicks terjadi karena keseimbangan hormon estrogen, progesteron, mengalami perubahan, yang membuat terjadinya rangsangan dari hormon oksitosin.

Semakin tuanya umur kehamilan, produksi estrogen dan progesteron mulai berkurang, sehingga pengeluaran hormon oksitosin meningkat dan menimbulkan kontraksi lebih sering, yang disebut sebagai his permulaan (palsu).

Sifat his palsu, meliputi:

  • Rasa nyeri ringan di bagian bawah
  • Datangnya kontraksi tidak teratur
  • Tidak ada perubahan pada serviks atau tanda persalinan
  • Durasinya pendek
  • Tidak bertambah, jika ibu beraktivitas.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Persalinan Normal Bikin Bentuk Vagina Berubah?

Persalinan segera dimulai

1. Terjadinya kontraksi persalinan

Kontraksi persalinan mempunyai sifat, sebagai berikut:

  • Pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan
  • Kontraksi teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya semakin besar
  • Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
  • Semakin beraktivitas (berjalan), kekuatan kontraksi semakin bertambah.

2. Keluar lendir bercampur darah

Dengan munculnya kontraksi persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan beberapa kondisi meliputi:

  • Pembukaan pada leher rahim (serviks)
  • Pembukaan menyebabkan lendir keluar dari kanalis servikalis, jalur keluarnya janin saat proses persalinan.
  • Terjadi pendarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

3. Keluarnya cairan ketuban

Pada beberapa kasus persalinan, kulit keruban bisa pecah terlebih dahulu yang menimbulkan keluarnya cairan.

Umumnya, kulit ketuban pecah menjelang pembukaan serviks lengkap (10 cm).

Jika kulit ketuban sudah pecah, tanda persalinan segera berlangsung dalam 24 jam.

Baca juga: Bahaya Rumput Fatimah untuk Persalinan, Ibu Hamil Perlu Tahu

Tahapan persalinan

Mengutip buku "Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir" (2012) oleh Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Vokasi UNS, tahapan persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu:

1. Kala I atau kala pembukaan

Dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap.

Berdasarkan kemajuan pembukaan, Kala I dibagi menjadi beberapa fase meliputi:

  • Fase laten: fase pembukaan yang sangat lambat, yaitu dari 0-3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam.
  • Fase aktif: fase pembukaan yang lebih cepat yang terdiri dari fase percepatan (pembukaan 3-4 cm dalam 2 jam), fase dilatasi maksimal (pembukaan 4-9 cm dalam 2 jam), dan fase decelerasi (pembukaan 9-10 cm dalam 2 jam).

Baca juga: Tanda-tanda Fisik yang Sering Terjadi Jelang Hari Persalinan

2. Kala II atau kala pengeluaran

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai lahirnya bayi, yang bisa melalui 3 macam persalinan, yaitu:

  • Persalinan spontan: bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir bayi alami pada tubuh ibu.
  • Persalinan buatan: bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya ekstraksi forceps atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.
  • Persalinan anjuran: persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, tetapi baru berlangsung setelah pecah ketuban atau pemberian obat pemicu kontraksi rahim(pitogin atau prostaglandin).

Mengutip buku "Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir" (2018) oleh Luh Putu Widiastini, SSiT., MKes, kala II ditandai dengan:

  • Dorongan ibu untuk meneran (doran)
  • Tekanan pada anus (teknus)
  • Perineum ibu menonjol (perjol)
  • Vulva membuka (vulka)

Pada primigravida kala II berlangsung 1-2 jam dan pada multigravida (wanita yang sudah hamil lebih dari satu kali) berlangsung 30 menit hingga 1 jam.

Baca juga: Dampak pada Janin Jika Air Ketuban Kurang dari Normal

3. Kala III atau kala uri (plasenta)

Mengutip buku "Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir" (2018) oleh Luh Putu Widiastini, SSiT., MKes, kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri.

Dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan keluarnya plasenta dan selaput ketuban.

Seluruh proses biasanya berlangsung selama 5-30 menit setelah bayi lahir.

4. Kala IV atau kala pengawasan

Masa 1-2 jam setelah plasenta keluar.

Mengutip buku "Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir" (2018) oleh Luh Putu Widiastini, SSiT., MKes, kala IV dimulai dari lahirnya plasentas sampai 2 jam setelah proses tersebut.

Selama kala IV, pemantauan dilakukan pada 1 jam pertama setiap 15 menit dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua.

Total pengawasan dilakukan sebanyak 6 kali selama 2 jam post partum (masa nifas).

Observasi yang harus dilakukan pada kala IV meliputi:

  • Tekanan darah
  • Denyut nadi
  • Suhu tubuh
  • Tinggi fundus uteri
  • Kontraksi uterus
  • Kandung kemih
  • Pendarahan.

Pengawasan kala IV sangat penting, terutama untuk deteksi dini risiko atau kesiapan penolong mengantisipasi terjadinya komplikasi pendarahan pascapersalinan.

Baca juga: Apa Saja Fungsi Air Ketuban bagi Janin?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau