KOMPAS.com - Saat ini banyak sekali iklan dan promosi di sosial media tentang teh “pelangsing” atau detox tea oleh publik figur.
Teh detoks yang mengklaim untuk membersihkan racun atau “sampah” yang ada di tubuh kita.
Merek-merek teh detoks turut memberikan klaim yang fantastis, mulai dari menghilangkan lemak hingga membantu tampak awet muda.
Baca juga: Benarkah Teh Hijau Dapat Menurunkan Berat Badan?
Namun, kandungan apakah yang ada di dalam teh detoks?
Melansir Teen Vogue, dr. Karin Katrina, ahli gizi Amerika, mengatakan bahwa kebanyakan komposisi teh detoks mengandung akar dan daun senna yang memiliki fungsi pencahar.
Setelah mengonsumsi teh, efek yang akan terasa mungkin adalah penurunan berat badan.
Akan tetapi, menurut Karin, yang hilang setelah meminum teh detoks adalah kandungan air dalam tubuh dan bukan lemak.
Jika tidak reguler meminum teh detoks, berat badan akan tetap kembali seperti semula.
“Jika berat badan sejatinya turun, itu seharusnya karena pengurangan kalori yang terjadi karena pola makan dan gaya hidup,” ujar Karin.
Pembuangan cairan tubuh yang dipaksakan atau berlebihan tentu akan menyebabkan efek tertentu, salah satunya adalah hiponatremia.
Studi mengatakan bahwa detox tea dapat menyebabkan hiponatremia pada seseorang.
Menilik Mayo Clinic, hiponatremia adalah kondisi yang terjadi apabila konsentrasi sodium di dalam darah sangat rendah.
Sodium adalah elektrolit yang membantu mengatur jumlah air yang ada di dalam dan di sekitar sel Anda.
Baca juga: Manfaat Kesehatan Teh, Minuman Ramuan Obat Selama Ribuan Tahun
Jika hiponatremia terjadi, pasien akan mengalami mual, pusing, linglung, kehilangan energi, mudah marah, otot yang lemah atau kram, kejang-kejang, hingga koma.
Studi pada jurnal Cureus mengungkap kasus yang terjadi pada wanita berusia 51 tahun mengalami hiponatremia akut dengan rekam medis yang tergolong sangat sehat.
Rekam medis menunjukkan bahwa pasien tidak memiliki penyakit sebelumnya, tidak mengonsumsi obat resep, tidak mengonsumsi alkohol atau obat terlarang, dan tidak pernah merokok.
Namun, wanita tersebut datang ke rumah sakit dalam keadaan kejang-kejang dan linglung, kesulitan untuk membentuk kata-kata.
Setelah ditelaah, sebelumnya wanita tersebut melakukan diet detoks dengan detox tea selama 4 minggu berturut-turut.
Setiap hari dia meminum detox tea sebanyak 2 gelas per hari. Selama periode diet, dia mengaku lebih sering buang air kecil daripada biasanya.
Pada kemasan teh tersebut tidak tertulis komposisi lain selain teh putih, teh Pu Erh, teh oolong, teh hijau, kelopak mawar, teh hitam, kesemek, kamomil, dandelion, dan jahe.
Mengutip Teen Vogue, tidak jarang kemasan teh detoks yang tidak mencantumkan komposisi lengkap maupun peringatan bagi konsumen.
Dibanding mengonsumsi teh detoks, dr. Karin Katrina lebih menyarankan untuk tetap berolahraga dan menyertakan serat nabati dari sayuran dan biji-bijian dalam diet Anda.
Baca juga: Bahaya Minum Teh Panas bagi Kesehatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.