KOMPAS.com - Makanan manis memang sangat menggoda lidah. Saat suasana hati sedang turun, makanan manis juga bisa membantu meningkatkan mood.
Namun, terlalu banyak konsumsi makanan manis bisa berakibat fatal untuk kesehatan.
Ada banyak makanan manis atau mengandung gula tambahan yang sering kita konsumsi seperti saus tomat, selai kacang, roti, atau sereal.
Makanan cepat saji juga mengandung gula tinggi. Karena itu, kita haus berhati-hati dalam memilih apa yang kita konsumsi.
Baca juga: 6 Macam Nutrisi Penting Kebutuhan Ibu Hamil
Terlalu banyak asupan gula bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan berikut:
Minuman manis seperti soda, jus, dan teh manis mengandung fruktosa, sejenis gula sederhana.
Mengkonsumsi fruktosa meningkatkan rasa lapar dan nafsu makan, terutama makanan mengandung zat tepung.
Selain itu, konsumsi fruktosa yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi terhadap leptin, hormon penting yang mengatur rasa lapar dan memberitahu tubuh Anda untuk berhenti makan.
Dengan kata lain, makanan atau minuman manus bisa membuat kita mudah merasa lapar.
Akibatnya, keingigan makan pun meningkat yang berimbas pada berat badan.
Mengonsumsi makanan manis berlebihan juga bisa meningkatkan lemak visceral, sejenis lemak perut bagian dalam yang terkait dengan kondisi seperti diabetes dan penyakit jantung.
Mengonsumsi makanan tinggi gula juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.
Banyak riset menunjukan bahwa makanan tinggi gula dapat enyebabkan obesitas, peradangan dan trigliserida tinggi, gula darah dan tingkat tekanan darah.
Semua hal tersebut adalah faktor risiko penyakit jantung.
Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak gula, telah dikaitkan dengan aterosklerosis, penyakit yang ditandai dengan timbunan lemak yang menyumbat arteri.
Makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti permen olahan, meningkatkan gula darah Anda lebih cepat daripada makanan dengan indeks glikemik lebih rendah.
Makanan manis dengan cepat meningkatkan kadar gula darah dan insulin, menyebabkan peningkatan sekresi androgen, produksi minyak, dan peradangan.
Semua hal tersebut merupakan faktor pemicu munculnya jerawat.
Baca juga: Jangan Tunggu Sakit, Lakukan Tes Kesehatan Berkala Berdasar Umur
Obesitas, yang sering disebabkan oleh konsumsi terlalu banyak gula, dianggap sebagai faktor risiko utama penyakit diabetes.
Terlebih lagi, konsumsi gula tinggi yang berkepanjangan mendorong resistensi terhadap insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas yang mengatur kadar gula darah.
Resistensi insulin menyebabkan kadar gula darah meningkat dan sangat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.