Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/04/2022, 16:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Daftar Isi
Buka

KOMPAS.com - Kanker serviks merupakan salah satu penyakit kanker yang mencatat korban jiwa tertinggi di Indonesia, sehingga penting untuk melakukan deteksi dini, menurut Kementerian Kesehatan.

Mengutip buku "Perilaku Pencegahan Knaker Serviks" (2020) oleh Mukhlisiana Ahmad, SST., MKes, kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim (serviks).

Kanker ini biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun, tetapi bukti statistik menunjukkan bahwa penyakit ini dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20-30 tahun.

Baca juga: 12 Faktor Risiko Kanker Serviks yang Perlu Diketahui

Kanker serviks berkembang secara bertahap, tetapi progresif.

Kanker leher rahim ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal).

Proses terjadinya dimulai dengan sel yang mengalami mutasi, lalu berkembang menjadi sel diplastik sehingga terjadi kelainan epitel, yang disebut displasia.

Kemudian, displasia berkembang secara bertahap:

  • Displasia ringan
  • Displasia sedang
  • Displasia berat
  • Karsinoma in kis (KIS) atau prakanker
  • Karsinoma invasif

Penyebab terjadinya karsinoma di leher rahim atau kanker serviks bisa dari:

  • Human Papiloma Virus (HPV)
  • Herpes Simpleks Virus tipe 2
  • Sperma yang mengandung komplemen histone (bersifat alkalis) yang bereaksi dengan DNA sel leher rahim.

Baca juga: Tanda-tanda Kanker Serviks yang Harus Dideteksi Sejak Dini

Cara deteksi dini

Mengutip buku "Perilaku Pencegahan Knaker Serviks" (2020) oleh Mukhlisiana Ahmad, SST., MKes, deteksi dini merupakan cara pencegahan sekunder terhadap kanker serviks.

Deteksi dini ini dilakukan pada masa individu mulai merasakan gejala awal kanker serviks.

Cara deteksi dini kanker serviks, yaitu dengan:

1. IVA atau visual inspection with acetic acid

IVA adalah pemeriksaan secara inspekulo dengan mata telanjang setelah asam asetat dioleskan ke serviks.

Pemberian asam asetat 3-5 persen akan memengaruhi epitel abnormal. Serviks yang diberi asam asetat 5 persen akan merespons lebih cepat.

Apabila setelah 20 detik asam asetat dioleskan ke serviks muncul warna putih, maka hasilnya positif.

Efek itu akan menghilang sekitar 50-60 detik.

Pemeriksaan IVA ini menjadi alternatif terbaik dari pap smear karena:

  • Murah
  • Praktis
  • Sangat mudah dilakukan tenaga kesehatan dengan peralatan sederhana.

Baca juga: 4 Cara Mencegah Kanker Serviks, Tak Hanya Suntik Vaksin HPV

2. Tes pap smear

Tes pap smear adalah tes yang telah dipakai bertahun-tahun untuk mendeteksi kelainan yang terjadi di sel leher rahim.

Tes ini menggunakan metode pemeriksaan di mana sel serviks diambil, kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut.

Perubahan yang dideteksi sejak dini akan memungkinkan beberapa tindakan pengobatan dilakukan sebelum sel itu berkembang menjadi kanker.

Tes pap smear memerlukan waktu beberapa menit dan biasanya dilakukan secara teratur.

Tes ini perlu dilakukan, meski tidak melakukan aktivitas seksual.

Disarankan tes ini dilakukan seminggu atau dua minggu setelah menstruasi berakhir.
Namun seorang wanita sudah menopause, dapat melakukan tes pap smear kapan saja.

Bagi wanita yang kandungan dan leher rahim nya sudah diangkat, tidak perlu lagi melakukan tes deteksi dini karena sudah terbebas dari risiko menderita kanker serviks.

Baca juga: 8 Penyebab Kanker Serviks, dari Infeksi HPV sampai Hamil Terlalu Dini

Gejala

Penting bagi wanita untuk mengetahui gejala awal kanker serviks untuk bisa melakukan deteksi dini.

Mengutip Kementerian Kesehatan, berikut gejala kanker serviks yang harus diperhatikan para kaum wanita:

1. Perdarahan vagina

Pendarahan vagina yang ekstrim terutama di antara siklus menstruasi dan pendarahan setelah menopause dapat menjadi gejala dan tanda dari kanker seviks.

Pada tahap awal kanker serviks mungkin sama sekali tanpa gejala.

2. Perdarahan saat berhubungan seksual

Jika setelah kontak atau bersentuhan dalam berhubungan seksual dengan alat kelamin, muncul pendarahan atau bahkan keputihan berat, maka bisa jadi itu tanda dari kanker serviks.

Nyeri atau rasa sakit ketika berhubungan seksual juga dapat menjadi tanda kanker serviks.

Baca juga: 9 Gejala Kanker Serviks, Wanita Perlu Tahu

3. Mungkin ada metastasis

Pada kasus lanjut kanker serviks, mungkin akan muncul metastasis di perut, paru-paru, atau bagian lainnya.

Metastasis adalah penyakit yang berkaitan dengan kanker atau penyakit yang menyebar dari satu organ ke bagian tubuh lainnya secara tidak langsung terhubung ke sumber penyakit (kanker serviks itu).

Pada gejala ini harus diperiksa sesegera mungkin.

4. Gejala lain yang mungkin membingungkan

Tanda kanker serviks yang terakhir dikatakan membingungkan.

Ada beberapa gejala yang bahkan dikatakan kurang terkait, seperti:

  • Kehilangan nafsu makan
  • Penurunan berat badan
  • Kelelahan
  • Nyeri panggul
  • Sakit kaki
  • Sakit punggung
  • Patah tulang
  • Kebocoran urin atau fases (jarang terjadi).

Baca juga: Tanda dan Gejala Kanker Serviks

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Health
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau