KOMPAS.com - Stres adalah bagian dari kehidupan yang tak bisa kita hindari.
Namun, terkadang stres yang berlebihan bisa memicu gejala fisik, salah satunya terlambatnya masa menstruasi.
Ahli obstetri dan ginekologi Swapna Kokollinkonda juga mengatakan bagwa stres memang bisa mempengaruhi sikluks menstruasi.
Hipotalamus adalah bagian otak yang mengontrol menstruasi Anda. Bagian ini sensitif terhadap faktor eksternal seperti olahraga, tidur, stres atau drama keluarga.
Ketika bekerja dengan benar, hipotalamus melepaskan bahan kimia yang merangsang kelenjar pituitari, yang kemudian merangsang ovarium Anda untuk melepaskan hormon estrogen dan progesteron yang memicu menstruasi.
Namun saat stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol. Hormon ini dapat mengacaukan interasi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium sehingga fase menstruasi menjadi tidak teratur.
Baca juga: Flu Tulang
"Saat stres, tubuh Anda memproduksi kortisol. Tergantung pada bagaimana tubuh Anda mentolerir stres, kortisol dapat menyebabkan periode tertunda atau ringan," ucap Kokollinkonda .
Bahkan, stres berlebihan bisa membuat tubuh sama sekali tidak mengalami periode menstruasi.
"Jika stres berlanjut, Anda bisa tidak mengalami menstruasi untuk waktu yang lama," ucap Kollikonda.
Ada banyak penyebab stres mulai dari hari yang buruk hingga pandemi yang membuat kita hanya bisa berdiam diri di rumah selama berbulan-bulan.
Bagaimana stres memengaruhi siklus menstruasi Anda bergantung pada otak dan tubuh Anda.
“Ada kontinum. Stres yang lebih ringan mungkin memiliki dampak yang lebih kecil, dan stres yang berat mungkin memiliki dampak yang lebih dramatis dan bertahan lebih lama,” kata Kollikonda.
"Semakin tinggi kadar kortisol Anda, semakin besar kemungkinan fase menstruasi menjadi tidak teratur atau sama sekali tidak ada," tambahnya.
Jika Anda terus-menerus stres, Anda mungkin lebih rentan terhadap masalah menstruasi.
Kita memang tidak bisa menghindari stres. Namun, kita bisa mengelola stres agar tidak menyebabkan dampak negatif yang berat untuk tubuh kita. Berikut cara mengelola stres:
Rutinitas itu penting, terutama jika ada hal-hal di sekitar Anda yang tidak pasti.
Rutinitas sebagian besar berfungsi sebagai panduan dalam menjalani hari. Menetapkan rutinitas akan memungkinkan pikiran dan tubuh Anda mengikuti jadwal tetap. Hal ini juga akan membantu Anda lebih fokus.
Makan sehat tidak hanya menunjang berat badan dan kekebalan tubuh. Sudah banyak riset membuktikan bahwa apa yang kita konsumsi turut menentukan kesehatan mental.
Makanan yang kita konsumsi juga turut menentukan suasana hati, perilaku, dan kognisi.
Baca juga: Kenali Apa yang Anda Rasakan, Ini Beda Sedih dan Depresi
Pola tidur juga berperan penting bagi kesehatan mental kita. Itu sebabnya, kita harus istirahat yang cukup dan teratur.
Agar Anda bisa mendapatkan rutinitas tidur yang baik, cobalah untuk mempertahankan siklus tidur dan bangun yang teratur dan menghindari stimulasi berlebihan sebelum tidur.
Anda juga perlu menghindari aktivitas fisik seperti bermain game dan menggunakan laptop atau ponsel saat berada di tempat tidur.
Olahraga teratur memainkan peran penting dalam meredakan stres. Olahraga telah terbukti dapat menurunkan stres, depresi, dan kesehatan mental yang lebih baik secara keseluruhan.
Luangkan waktu untuk melakukan relaksasi setiap hari. Anda bisa melakukan relaksasi dengan meditasi dan yoga.
Meditasi telah terbukti memiliki efek menenangkan secara keseluruhan untuk otak.
Sedangkan yoga juga dapat meningkatkan kadar oksitosin, yang dikenal sebagai hormon cinta.