KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan para jemaah haji Indonesia untuk mewaspadai beberapa penyakit selama menjalani ibadah di Tanah Suci.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, dr. Budi Sylvana, MARS. menyebutkan, pelaksaan ibadah haji perdana selepas pandemi Covid-19 merebak ini memiliki dua risiko kesehatan.
“Perlu kami ingatkan pada jemaah haji, tahun ini kita dihadapkan pada dua situasi. Pertama, pandemi Covid-19 belum selesai. Kedua, suhu ekstrem panas,” jelas Budi, seperti dilansir SehatNegeriku, Jumat (3/6/2022).
Berikut beberapa penyakit menular dan tidak menular yang perlu diwaspadai jemaah haji saat berada di Tanah Suci agar ibadah tetap lancar.
Baca juga: Cuaca Panas Bisa Memicu Heat Stroke, Begini Baiknya
Serangan panas atau heat Stroke adalah penyakit yang rawan menyerang di tengah cuaca panas ekstrem.
Serangan panas ini terjadi saat badan tidak mampu mengontrol suhu tubuh. Akibatnya, suhu tubuh naik cepat sampai mencapai 41 derajat Celsius dalam kurun waktu 10–15 menit.
Gejala heat stroke yang pantang disepelekan di antaranya:
Heat stroke bisa berbahaya dan berdampak fatal apabila seseorang dalam kondisi tubuh tidak prima atau sedang sakit.
Cara mengatasi heat stroke agar tidak sampai fatal di antaranya dengan menyemprotkan air ke tubuh dan minum cairan elektrolit.
Masalah kesehatan ini bisa dicegah dengan minum banyak air putih, meminimalkan aktivitas di luar ruangan.
Selain itu, gunakan topi saat berada di luar ruangan, pakai sun block atau tabir surya, gunakan kacamata hitam saat beraktivitas di luar ruangan, sering menyemprotkan cairan ke tubuh yang sudah disiapkan petugas, dan hindari pakai pakaian berwarna gelap atau hitam yang rentan menyerap panas.
Baca juga: 8 Gejala Heat Stroke yang Bisa Mengancam Nyawa
Selain serangan panas, jemaah haji juga perlu waspada dengan kelelahan berlebihan atau ekstrem ketika menjalani ibadah di Tanah Suci.
Kementerian Kesehatan mengimbau agar jemaah haji fokus pada ibadah wajib yakni di Arafah, Mina, dan Muzdalifah.
Di luar itu, jemaah haji dianjurkan untuk menakar atau melihat kondisi tubuh sebelum menjalankan ibadah sunah.
Hindari memaksakan diri. Pastikan jemaah haji menimbang waktu dan kemampuan tubuh sebelum menjalankan ibadah sunah di tengah cuaca panas ekstrem.