KOMPAS.com - Gangguan makan atau eating disorders adalah gangguan psikologis yang menyebabkan kebiasaan makan yang tidak sehat.
Dalam kasus yang parah, gangguan makan dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang memburuk hingga kematian jika tidak ditangani.
Gangguan makan atau eating disorders bahkan menjadi penyakit mental yang paling mematikan setelah overdosis opioid (salah satu jenis golongan obat anti nyeri).
Baca juga: 3 Cara Mengatasi Anoreksia Nervosa, Gangguan Makan Serius yang Perlu Diwaspadai
Orang dengan gangguan makan dapat menunjukkan beberapa gejala atau tanda, baik secara fisik, maupun psikis.
1. Kekhawatiran tentang makan di tempat umum
2. Tak memedulikan berat badan dan terus mengonsumsi makanan berkalori, lemak, hingga diet berlebihan
3. Sembelit, sakit perut, lesu, kelebihan energi
4. Menghindari waktu makan
5. Mengenakan pakaian tebal untuk menyembunyikan penurunan berat badan
6. menyangkal rasa lapar
7. membatasi jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi
1. Penurunan berat badan secara drastis
2. Kram perut dan gejala gastrointestinal lainnya
3. Sulit konsentrasi
4. Anemia, kadar tiroid rendah, jumlah sel darah rendah
5. Tidur tidak teratur
6. Kuku kering dan tipis
7. Otot melemah
8. Luka sulit sembuh
Baca juga: Gejala Bulimia, Gangguan Makan Karena Takut Gemuk
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan gangguan makan, satu di antaranya ialah genetika.
Orang yang memiliki saudara kandung atau orang tua dengan gangguan makan, memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi tersebut.
Selain genetika, ambisi mengikuti gaya hidup sesuai tren terkini juga dapat membuat seseorang mengalami gangguan makan.
Sebagai contoh, orang yang ingin memiliki tubuh ramping, tiba-tiba mengubah pola makan atau dietnya sehingga menyebabkan sistem pencernaan kaget hingga alami eating disorders.
Apabila Anda atau orang terdekat menunjukkan tanda gangguan makan, segera beri dorongan agar mereka mau berkonsultasi ke dokter.
Pemeriksaan dan pengobatan yang dilakukan secara cepat dan tepat dapat membuat orang dengan gangguan makan punya harapan untuk pulih kembali.
Perawatan gangguan makan biasanya disertai dengan terapi bicara, serta pemeriksaan kesehatan rutin dengan dokter.
Dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk meredakan gangguan makan, antara lain antidepresan, antipsikotik , atau penstabil suasana hati.
Selain itu, orang dengan gangguan makan juga akan mendapat konseling terkait nutrisi demi mengelola asupan yang masuk ke dalam tubuh, serta berat badan.
Sembuh total dari gangguan makan memang cukup sulit. Orang bahkan bisa memiliki periode kambuh ke perilaku lama, terutama saat stres.
Baca juga: 10 Gejala Anoreksia Nervosa, Gangguan Makan Serius yang Perlu Diwaspadai