Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/06/2022, 10:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Bipolar afekti disorder atau yang bisa disebut manik depresi adalah gangguan kesehatan mental yang memicu perubahan suasana hati dan energi.

Bipolar afektif disorder bisa mempengaruhi semua usia dan jenis kelamin. Penyakit ini juga bisa terjadi karena adanya faktor keturunan.

Meskipun gangguan bipolar tidak dapat dicegah, penting untuk waspada terhadap tanda-tanda peringatan dini dari episode depresi bipolar atau mania bipolar yang akan datang.

Pengenalan dini tanda-tanda peringatan bipolar dan menemui dokter Anda secara teratur dapat memungkinkan Anda untuk memantau suasana hati dan mencegah parahnya penyakit tersebut.

Baca juga: 10 Cara Mencegah Penularan Cacar Monyet yang Perlu Diterapkan

Gejala bipolar

Umumnya, penderita bipolar mengalami dua episode yang memiliki gejala berbeda-beda, yakni episode manik dan depresi.

Saat mengalami episode manik, mereka akan merasa sangat berenergi.

Pada tahap awal episode manik, orang tersebut mungkin tampak lebih mudah bergaul, aktif, banyak bicara, percaya diri, perseptif, dan kreatif dari biasanya.

Secara umum, gejala yang dialami saat pasien mengalami episode manik antara lain:

  • energi meningkat dan sulit tidur
  • mudah tersinggung
  • perubahan emosional yang cepat dan tidak terduga
  • memiliki banyak ide
  • percaya diri meningkat
  • lebih boros.

Namun saat mengalami episode depresi, pasien biasanya mengalami penurunan energi hingga rasa sedih yang berkepanjangan.

Secara umum, berikut gejala yang dirasakan saat mengalami episode depresi:

  • kekurangan energi
  • masalah tidur di mana seseorang mungkin tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit
  • kehilangan minat pada pekerjaan, keluarga, dan teman
  • perubahan kebiasaan makan
  • kehilangan harga diri
  • perasaan bersalah
  • mekhawatiran berlebihan tentang keluhan fisik
  • dorongan seksual menurun
  • mudah menangis, ingin bunuh diri, dan terkadang pikiran untuk membunuh.

Baca juga: 3 Penyakit Ancam Anak Indonesia, tapi Bisa Dicegah dengan Imunisasi

Apakah bipolar bisa sembuh?

Melansir laman Mental Health America, penyakit bipolar tidak bisa disembuhkan. Namun, gejalanya bisa dikelola agar pasien bisa beraktivitas normal.

Kebanyakan orang dengan gangguan bipolar terus mengalami episode manik dan depresi sepanjang hidup mereka.

Bahkan jika Anda merasa "normal" untuk waktu yang lama, tidak ada jaminan gejala bipolar Anda tidak akan kembali.

Kabar baiknya, ada banyak perawatan dan alat yang dapat membantu pasien bipolar menjalani kehidupan yang baik.

Perubahan gaya hidup, kelompok pendukung, obat-obatan, terapi, dan belajar lebih banyak tentang gangguan bipolar sangat membantu dalam mengelola gejala.

Laman Web MD juga menyebutkan bahwa tidak ada obat untuk mengatasi gangguan bipolar. Namun, pasien bisa diberikan terapi perilaku dan penstabil suasana hati.

Dengan kombinasi terapi dan obat, kebanyakan orang dengan gangguan bipolar dapat hidup normal, produktif, dan mengendalikan penyakitnya.

Konon, gangguan bipolar adalah penyakit mental seumur hidup yang memiliki risiko besar untuk episode berulang.

Mengonsumsi obat yang diresepkan dan menepati janji dengan dokter sangat penting untuk mengelola gangguan bipolar dan mencegah episode serius.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com