Kondisi starvasi ini dipicu oleh ketiadaan hormon insulin. Seperti kita ketahui glukosa bisa masuk ke dalam sel karena adanya hormon insulin ini.
Dengan pemahaman ini, sebetulnya upaya untuk membasmi agen infeksi adalah hal yang tidak tepat.
Hal yang seharusnya dilakukan adalah mengkondisikan lisosom dalam kondisi autofagi, yaitu dengan menjadikan kondisi starvasi sel, bukan starvasi organisme. Starvasi sel tercapai saat tubuh menghentikan pelepasan insulin.
Penghentian pelepasan insulin terjadi apabila tidak ada asupan glukosa. Tidak adanya asupan glukosa mengakibatkan turunnya kadar glukosa darah.
Kondisi ini mengakibatkan pankreas melepaskan glukagon. Glukagon akan memengaruhi lisosom mencari sumber glukosa alternatif.
Lisosom akan mencerna setiap organel yang mengandung kode genetik. Apapun dan dari manapun sumbernya.
Mengapa? Karena kode genetik memiliki sumber gula berupa ribosa (RNA) dan deoksi ribosa (DNA). Selain ribosa dan deoksiribosa semua materi genetik mengandung asam amino.
Asam amino akan dipergunakan untuk menyusun protein atau peptida untuk mempertahankan integritas sel.
Timbul pertanyaan apa yang terjadi jika kita terinfeksi? Apakah tidak boleh diobati, dibiarkan hingga sembuh dengan sendirinya?
Tentu saja tidak. Tetap harus dilakukan tindakan atau pengobatan. Hanya jika selama ini tujuan pengobatan untuk mengeradikasi atau memusnahkan agen infeksi.
Dengan memahami mekanisme autofagi pengobatan bertujuan untuk menjaga proses mekanisme autofagi.
Hal ini juga untuk meluruskan pengertian yang keliru dari pemahaman autofagi selama ini.
Karena jalur yang selama ini dijelaskan melalui temuan Yoshinori Ohsumi lewat kondisi starvasi atau puasa, maka timbul anggapan jika mekanisme autofagi dipicu oleh kondisi starvasi.
Padahal yang terutama memicu terjadinya mekanisme autofagi adalah adanya kerusakan sel, oleh sebab apapun. Baik itu oleh kondisi starvasi, infeksi ataupun trauma.
Kerusakan sel ini memicu pelepasan sitokin yang memberikan sinyal adanya kerusakan sel.
Sinyal sitokin diterima oleh berbagai sistem tubuh. Oleh sistem imunitas sinyal ini disikapi dengan melepaskan sel-sel imun dan memulai reaksi peradangan.
Oleh pankreas direspons dengan mengatur keseimbangan metabolisme glukosa.
Kerusakan sel direspons dengan melakukan efisiensi oleh lisosom. Kerja lisosom dipengaruhi oleh hormon glukagon yang dilepaskan oleh pankreas. Pelepasan glukagon mengakibatkan penghentian pelepasan insulin.
Kondisi ini juga dapat kita lakukan terbalik dengan tindakan menghentikan pelepasan insulin. Penghentian pelepasan insulin memicu pelepasan glukagon.
Selanjutnya glukagon akan memengaruhi lisosom untuk melakukan efisiensi sel. Hasil akhir dari mekanisme ini adalah regenerasi sel menjadi lebih baru dan efisien.