KOMPAS.com - Peranan penting pemberian ASI atau air susu ibu ekslusif utamanya untuk menunjang proses tumbuh kembang otak dan fisik bayi.
Tapi, tahukah Anda bahwa manfaat ASI ekskusif ternyata juga bisa untuk menurunkan risiko atau mencegah penyakit kardivaskular?
Perlu diketahui, penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. Jenis penyakit ini beragam. Yang paling umum adalah penyakit jantung koroner dan stroke.
Berikut penjelasan Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Sukman Tulus Putra, SpA(K) terkait pentingnya ASI untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah anak.
Baca juga: 13 Gejala Penyakit Jantung yang Kerap Tidak Disadari Pengidapnya
Sukman menjelaskan, pemberian ASI eksklusif untuk bayi terbukti tak hanya berguna sebagai nutrisi untuk menunjang tumbuh kembang optimal si kecil.
Bayi yang diberi ASI eksklusif sejak lahir sampai minimal usia enam bulan ternyata setelah diteliti saat remaja memiliki ketebalan tunika intima media arteri karotis lebih tipis dan kondisinya lebih baik dibandingkan remaja yang saat bayi diberi susu formula atau ASI kurang dari empat bulan.
Perlu diketahui, tes tunika intima media arteri karotis digunakan untuk mengukur tingkat ketebalan lapisan bagian dalam arteri karotis.
Semakin tebal lapisan bagian dalam arteri karotis, artinya seseorang semakin berisiko mengembangkan aterosklerosis, penyebab penyakit kardiovaskular yang utama.
“Hal ini membuktikan, nutrisi yang baik sejak usia dini (ASI eksklusif) dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis di kemudian hari (saat dewasa),” jelas Sukman, lewat siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (11/7/2022).
Baca juga: 6 Jenis Penyakit Jantung dan Ciri-cirinya
Selain minimnya nutrisi yang berkualitas sejak dini, Sukman juga menyebut faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya, yakni kebiasaan kurang gerak (banyak duduk dan rebahan) serta paparan rokok.
Dikatakan Sukman, meskipun belum ada penelitian epidemiologis yang menyeluruh di Indonesia, tapi sejumlah studi pada anak sekolah menunjukkan tingginya faktor risiko kardiovaskular pada anak tersebut.
Menurut Ketua Purna Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini, penyakit kardiovaskular biasanya baru dideteksi ketika penderita sudah dewasa saat usianya kurang dari 60 tahun.
Tapi, sebenarnya faktor risiko penyebab masalah kesehatan ini bisa dideteksi sejak masa anak dan remaja.
“Deteksi faktor risiko kardiovaskular melalui uji tapis pada usia anak dan remaja, serta strategi untuk melakukan intervensi merupakan kunci utama dalam menurunkan angka kejadian penyakit kardivaskular di usia dewasa dan lanjut,” jelas dia.
Baca juga: 10 Cara Mengobati Penyakit Jantung
Ketika anak berisiko karena tidak mendapatkan ASI eksklusif, diberi susu formula sejak dini, kurang gerak dan sering duduk, serta sering terpapar asap rokok, ada baiknya orangtua lebih waspada dan segera merancang strategi hidup sehat untuk bekal buah hatinya kelak.
Jika termasuk kelompok berisiko, cara mencegah penyakit kardiovaskular sejak dini bisa dengan:
Sebagai informasi, penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian utama di seluruh dunia, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah seperti Indonesia.
Pada 2030, diperkirakan kematian akibat penyakit kardiovaskular mencapai 23 juta per tahun.
Saat ini, kematian akibat penyakit ini mencapai 17 juta per tahun, atau sekitar 31 persen dari seluruh total kematian di dunia.
Baca juga: 5 Cara Mencegah Penyakit Jantung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.