Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Metode Cabut Penis Cegah Kehamilan dan Infeksi Menular Seksual?

Kompas.com - 19/07/2022, 22:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa pasangan yang melakukan hubungan seksual mungkin pernah melakukan metode cabut penis sebelum ejakulasi demi mencegah kehamilan. Cara ini lazim dikenal dengan istilah sengama terputus.

Sebagaimana diketahui, kehamilan dapat dikontrol dengan beberapa cara seperti menggunakan kondom atau alat kontrasepsi khusus (KB).

Namun, ada beberapa pasangan yang melakukan hubungan seksual tanpa kondom atau alat kontrol kehamilan lainnya.

Baca juga: Tingkatkan Gairah Seksual dengan Makanan, Torpedo Kambing hingga Tomat

Sebagian dari pasangan ini justru memilih metode cabut penis sebelum ejakulasi.

Apa itu metode cabut penis?

Mencabut atau menarik penis saat berhubungan seksual dalam bahasa medis disebut dengan coitus interruptus.

Metode ini dilakukan dengan mencabut atau melepas penis dan menjauhkannya dari vagina sebelum air mani atau sperma tumpah.

Bagi sebagian orang, coitus interruptus mungkin dapat mencegah kehamilan. Alasan mengapa banyak orang tetap mengandalkan metode ini karena gratis dan tidak menyebabkan perubahan hormonal. 

Metode cabut penis belum tentu cegah kehamilan

Metode ini bisa bekerja ketika pria sudah paham betul kapan ejakulasi. Selain itu, coitus interruptus bisa menunjukkan manfaatnya ketika pasangan berhubungan seksual di luar masa subur.

Namun, metode ini ternyata tidak sepenuhnya efektif.

Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), metode cabut penis memiliki tingkat kegagalan sekitar 22 persen.

Baca juga: Gejala Klamidia, Infeksi Menular Seksual yang Suka Muncul Diam-diam

Metode cabut penis bisa gagal mencegah kehamilan karena sebelum ejakulasi, seorang pria bisa saja sudah mengeluarkan sperma.

Sperma tersebut bisa saja keluar sebelum ejakulasi melalui cairan pelumas.

Selain itu, ada beberapa yang bisa mengakibatkan kegagalan metode coitus interruptus, yaitu:

  1. Tidak semua pria dapat mengontrol waktu ejakulasi. Beberapa pria bahkan tidak tahu kapan ejakulasi terjadi.
  2. Mencabut penis terutama saat terjadi orgasme mungkin sulit bagi beberapa orang. Mengutip Medical News Today, sebelum mencoba metode ini, orang harus mempraktekkan terlebih dahulu dengan pengaman atau kondom.

Tidak mencegah infeksi menular seksual (IMS)

Selain tidak sepenuhnya efektif dalam mencegah atau menunda kehamilan, metode cabut penis juga tidak mencegah seseorang terkena infeksi menular seksual.

Orang yang melakukan hubungan seksual dengan metode cabut penis tetap dapat tertular berbagai penyakit menular seksual.

Dilansir dari Mayo Clinic, berikut beberapa infeksi menular seksual yang dapat menulari seseorang:

  • HIV
  • herpes
  • sifilis
  • gonore
  • klamidia.

Baca juga: 5 Olahraga Ringan untuk Tingkatkan Performa Seks

Sementara itu, beberapa kiat yang dapat mencegah infeksi menular seksual, antara lain:

  1. hindari kebiasaan gonta-ganti pasangan
  2. gunakan kondom saat berhubungan seksual
  3. hindari konsumsi minuman beralkohol dan pemakaian obat-obatan terlarang (narkotika).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com