Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus dengan Prinsip Autofagi

Kompas.com - 24/07/2022, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Peningkatan AMP kinase yang memicu proses autofagi tanpa harus menunggu aktivasi lisosom oleh glukagon.

Profesor Yoshinori Ohsumi membuktikannya pada penelitian sel ragi dan memperoleh hadiah Nobel untuk pembuktian jalur tersebut pada 2016.

Sayangnya para peminat autofagi, khususnya kaum spiritualis menafsirkannya sebagai puasa. Padahal tidak cuma puasa, tapi juga proses oksidasi atau penggunaan energi turut memengaruhi.

Kembali pada penggunaan metformin. Metformin termasuk obat favorit peneliti autofagi. Banyak yang telah mencoba mengaplikasikan pada berbagai keluhan.

Yang paling lengkap datanya adalah pada pengobatan gangguan jiwa. Khususnya skizofrenia.

Dokter Garcia telah merintis penggunaan obat ini pada gangguan jiwa. Hasilnya cukup memuaskan.

Selain skizofrenia, dokter Garcia juga merekomendasikan untuk gangguan jiwa lainnya.

Secara sederhana metformin mengakibatkan peningkatan penggunaan glukosa oleh sel tubuh. Akibatnya sel saraf menjadi kekurangan glukosa.

Kondisi ini mengakibatkan pembentukan asetilkolin, neurotransmitter utama, terhambat. Pelepasan asetilkolin sporadislah yang selama ini diduga menjadi dasar terjadinya gangguan jiwa.

Sel saraf dipaksa untuk melakukan efisiensi pembentukan asetilkolin. Pada orang dengan gangguan jiwa asetil kolin mudah sekali disintesa dan dilepaskan akibat ketersediaan glukosa berlebih.

Pada penelitian yang dilakukan di Turki pada tahun 2011, diet rendah karbohidrat saja tidak cukup mengendalikan gangguan jiwa.

Umumnya sel tubuh justru sudah terkondisikan dalam mode autofagi. Sedangkan sel saraf tidak.

Akibatnya orang-orang dengan gangguan jiwa seolah memiliki imunitas yang tinggi. Glukosa hasil glukoneogenesis lebih banyak digunakan oleh jaringan saraf.

Penggunaan metformin seolah membalikkan kondisi tersebut. Sel tubuh terpacu untuk menggunakan glukosa. Sedangkan sel saraf kekurangan, hingga memicu mekanisme autofagi dalam sel saraf.

Secara teoritis, metformin bisa digunakan untuk gangguan kejiwaan. Obat ini jauh lebih murah dan lebih kecil efek sampingnya daripada obat-obat psikotropika.

Ini pernah saya coba pada anak berkebutuhan khusus. Pada minggu pertama terlihat mereka lebih tenang dan menunjukkan interaksi yang lebih baik dengan orangtuanya.

Sayang tidak dilakukan follow up. Hingga tidak bisa dinilai berhasil tidaknya pengobatan. Maklum di kampung.

Saya berharap ada sejawat yang membaca tulisan ini dan berkesempatan untuk mempraktikkannya sehingga bisa dibuktikan kebenaran teori autofagi.

Salam, semoga menjadi inspirasi hidup sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau