KOMPAS.com - Setiap orang punya risiko tertular flu. Namun, ibu hamil atau yang baru melahirkan lebih rentan tertular dan bisa merasakan gejala yang parah.
Gejala flu pada ibu hamil umumnya sama dengan orang lain, meliputi batuk, sakit tenggorokan, demam, pusing, dan pilek.
Kendati demikian, menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), wanita hamil lebih berisiko mengalami gejala dan komplikasi parah akibat flu.
Hal ini karena paru-paru, jantung, dan sistem kekebalan tubuh mereka berubah selama kehamilan.
Baca juga: 7 Makanan yang Bisa Percepat Pemulihan Flu
Ibu hamil yang terkena flu dapat berada dalam kondisi yang harus segera ditangani, seperti bronkitis hingga pneumonia.
Selain itu, ada komplikasi lebih serius terkait flu selama kehamilan yaitu:
Mencegah penularan penyakit flu adalah cara terbaik yang harus dilakukan para ibu hamil. Salah satu cara pencegahannya yaitu dengan menerima vaksin flu atau influenza.
Mengutip jurnal Clinical Infectious Diseases yang terbit pada 2016, penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa vaksin influenza tidak menyebabkan kenaikan risiko lahir mati atau still birth.
Vaksin influenza juga membuat bayi lebih sehat dan terhindar dari penularan virus flu pada 6 bulan pertama kehiidupannya. Oleh sebab itu, disimpulkan bahwa vaksin influenza sangat aman dan berguna bagi para ibu hamil.
Baca juga: 8 Cara Mengatasi Flu secara Alami yang Praktis di Rumah
Kendati demikian, ibu hamil tidak boleh menerima vaksin influenza semprot atau live attenuated influenza vaccine (virus influenza hidup yang dilemahkan atau LAIV).
Pasalnya, vaksin influenza semprot mengandung mikroorganisme hidup dari virus. Mikroorganisme tersebut dapat melewati plasenta dan menyebabkan infeksi virus pada janin.
Dikutip dari Medical News Today, ibu hamil juga dapat mencegah penularan flu dengan cara berikut: