Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Mengatasi Depresi Cara Autofagi Tanpa Psikotropika

Kompas.com - 06/08/2022, 06:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selain teh dan kopi, aktivitas fisik seperti olah raga aerobik juga bersifat selektif autofagi. Dengan olah raga oksidasi di sel tubuh juga meningkat sehingga asupan ke jaringan saraf berkurang.

Cara selektif autofagi ini akan menghindari penggunaan psikotropika. Relatif tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya. Malah meningkatkan kebugaran. Dengan berolah raga, akan meningkatkan kerapatan mitokondria yang menyediakan tenaga ekstra.

Tidak ada pemecahan asetil kolin di luar sel hingga tidak akan meningkatkan keasaman darah. Efek samping akibat pemecahan di luar sel saraf tidak terjadi.

Yang terpenting, selektif autofagi, tidak hanya menghilangkan depresi, tapi juga menghasilkan cara berfikir yang lebih efektif hasil efisiensi produksi dan eksitasi asetil kolin. Maka psikoterapi yang diberikan akan lebih efektif.

Ini adalah penerapan mekanisme autofagi dalam gangguan jiwa/neurologis. Tidak hanya depresi tapi juga gangguan jiwa/neurologis lainnya. Termasuk gangguan berat seperti skizofren.

Jadi sangat luas penerapan prinsip autofagi dalam berbagai penyakit. Tidak hanya untuk penyakit diabetes atau degeratif lainnya. Juga untuk penyakit infeksi, penyakit kardiovaskuler bahkan dalam proses penyembuhan luka.

Semuanya bisa. Semuanya berhubungan dengan metabolisme energi. Inilah yang jadi pemahaman prinsip autofagi. Metabolisme energi.

Salam semoga menjadi inspirasi hidup sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com