Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/08/2022, 21:01 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Gatal pada vagina adalah gangguan kesehatan pada organ intim wanita yang tidak boleh disepelekan.

Vagina yang gatal sering mengganggu aktivitas para wanita karena keinginan menggaruk alat kelamin. Padahal, saat berada di ruang publik, wanita bisa kesulitan mencari tempat privat demi menggaruk vaginanya yang gatal.

Rasa gatal pada vagina umumnya mereda dengan sendirinya dalam satu hingga tiga hari. Meningkatkan kebersihan alat kelamin, seperti rajin mengganti celana serta membasuh vagina dengan air bersih dapat mempercepat proses pemulihan dari gatal-gatal.

Baca juga: Sering Jadi Pelumas Seks, Minyak Kelapa Bisa Sebabkan Infeksi Jamur Vagina

Namun, gatal pada vagina bisa berarti merupakan kondisi medis serius yang harus mendapat penanganan dari dokter spesialis kulit dan kelamin.

Untuk lebih memahami masalah organ intim wanita ini, berikut akan dipaparkan berbagai penyebab gatal pada vagina.

1. Infeksi ragi

Infeksi ragi atau jamur di beberapa titik vagina adalah hal yang umum terjadi. Hal ini dikarekana pertumbuhan ragi yang tidak terkendali, sehingga menyebabkan gejala seperti gatal, sensasi terbakar, hingga keputihan

Infeksi jamur dapat terjadi pada vagina karena beberapa hal, seperti:

  • efek samping obat antibiotik, pil KB, dan terapi hormon strogen
  • perubahan hormon selama menstruasi, kehamilan, menyusui, atau menopause
  • diabetes yang tidak terkontrol
  • kelebihan berat badan
  • iritasi akibat pembalut, sabun cuci, bahan celana dalam atau parfum 

2. Vagina kering

Kekeringan vagina bisa disebabkan karena hormon sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan atau bahkan luka saat berhubungan seks atau masturbasi.

Luka akibat kekeringan vagina tersebut bisa menyebabkan ketidaknyamanan berupa perih atau gatal.

Baca juga: 10 Cara Menjaga Kesehatan Vagina dari Infeksi Penyakit 

3. Vaginosis bakterialis

Ada dua bakteri di vagina yaitu Lactobacillus (bakteri baik) dan anaerob (bakteri jahat).

Apabila anaerob lebih banyak, maka terjadilah gangguan kesehatan seperti vaginosis bakterialis yang kerap terjadi pada wanita usia 15-40 tahun.

Selain gatal, ada gejala lain vaginosis bakterialis yang kerap membikin para wanita khawatir dan tak nyaman, yaitu:

  • Bau kemaluan amis atau seperti ikan
  • Keputihan teksur encer berwarna putih keabu-abuan atau kuning
  • Rasa sakit dan sensasi terbakar saat buang air kecil
  • Keluar darah dari vagina setelah berhubungan seksual.

4. Iritasi

Bahan kimia pada sabun cuci, pembalut, parfum dapat menyebabkan vagina dan vulva mengalami iritasi dan gatal-gatal.

Rasa gatal biasanya akan hilang setelah orang tersebut berhenti menggunakan produk tersebut.

Produk bebas pewangi dan tanpa pewangi cenderung tidak menyebabkan iritasi. Para ahli kesehatan tidak menganjurkan menggunakan produk tersebut untuk membersihkan vagina.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau